Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter Asli Warga Perkotaan Saat Krisis, Baku Hantam karena Tisu Toilet hingga Borong Senjata

Kompas.com - 10/04/2020, 20:34 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mengubah wajah perkotaan di seluruh dunia. Perubahan makin signifikan terjadi saat kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) diberlakukan.

Masyarakat perkotaan dunia pun bereaksi terhadap kebijakan tersebut. Di sejumlah kota, seperti Sydney, New York, Amsterdam, dan Singapura, masayarakat melakukan antisipasi berlebihan dengan membeli barang dalam jumlah besar atau biasa disebut panic buying

Barang tersebut tak hanya berupa sembako, melainkan juga ganja, tisu toilet, perabotan rumah tangga, bahkan senjata api.

Baca juga: Wabah yang Mengubah Kota-kota Dunia, Bagaimana Setelah Corona?

Berikut ini ragam perilaku masyarakat yang terekam media di sejumlah kota besar dunia jelang dan saat pembatasan wilayah:

1. Singapura

Warga Singapura menyerbu masuk gudang IKEA Alexandra.malaymail.com Warga Singapura menyerbu masuk gudang IKEA Alexandra.
Warga Singapura terekam melakukan antrean panjang dengan menyerbu gudang jaringan toko perabotan atau funitur rumah tangga asal Swedia, IKEA, tepatnya IKEA Alexandra.

Serbuan itu terjadi pada akhir pekan kemarin, Sabtu (4/4/2020) sebelum negara tersebut melakukan penutupan wilayah yang dilaksanakan selama satu bulan, mulai Senin (7/4/2020) waktu setempat.

Melansir Malay Mail, banyak dari mereka membeli perabotan rumah tangga berupa meja dan kursi untuk menunjang kenyamanan kegiatan kerja maupun belajar dari rumah atau work from home (WFH) dan study from home (SFH).

Beberapa dari mereka diketahui merupakan pasangan muda yang juga membeli beberapa perabotan sebelum menempati rumah baru mereka.

Baca juga: Tiga Jaringan Ritel Ini Buka Jam Khusus Bagi Manula

Peristiwa ini bukan kali pertama dilakukan warga Singapura, sebelumnya akhir Maret lalu mereka juga menyerbu toko IKEA Tampines.

Atas hal tersebut, IKEA Alexandra mengaku kewalahan dan mendesak warga Singapura untuk tidak mengunjungi outlet mereka pada hari Minggu terutama pada jam sibuk.

Desakan dilakukan untuk tetap membatasi jarak fisik (physical distancing ) dan jarak sosial (social distancing) yang diinstruksikan Pemerintah Singapura.

Terang saja, serbuan warga kota SIngapura terhadap gudang IKEA mendapat kecaman keras dari warganet di media sosial.

2. Amsterdam, Belanda

Masyarakat Amsterdam di Belanda juga mengalami gejala panic buying dengan membentuk antrean panjang untuk membeli ganja di beberapa toko kopi di sekitaran blok The Hague dan Eindhoven.

Bukan tanpa sebab, mereka terpaksa mengantre ganja karena Negara Kincir Angin tersebut memberlakukan penutupan wilayah mulai Senin (16/3/2020) hingga setidaknya Minggu (6/4/2020).

Sebelum melakukan penutupan wilayah pada hari Senin, sejumlah toko, bar, restoran, dan pusat kebugaran harus menutup properti mereka pada Minggu sore.

Baca juga: Ini, Daftar Mal di Jakarta yang Perpanjang Masa Penutupan Sementara

Melansir Metro, masyarakat Belanda yang melakukan pembelian ganja secara terang-terangan karena negara tersebut melegalkan penjualan serta pembelian tanaman tersebut.

Meski begitu, Pemerintah meminta masyarakat di negara dengan 17 juta penduduk tersebut tetap menjaga jarak ketika meninggalkan rumah.

3. Sydney

Sejumlah warga Australia berbondong-bondong membeli tisu toilet di salah satu pusat perbelanjaan di negara tersebut.bbc.com/twitter.com/katherinequirke Sejumlah warga Australia berbondong-bondong membeli tisu toilet di salah satu pusat perbelanjaan di negara tersebut.

Masyarakat Australia juga menunjukkan kepanikan luar biasa ketika kebijakan penutupan wilayah diberlakukan.

Dalam kurun 2 hari berturut-turut, mereka memborong tisu toilet di sejumlah pusat perbelanjaan, terutama di kota Sydney.

Tak hanya memborong, sejumlah warga terekam kamera baku hantam memperebutkan tisu toilet. 

Selanjutnya mudah ditebak, tisu toilet menjadi barang langka dengan harga melambung. Pengelola pusat belanja pun melakukan pembatasan pembelian untuk satu konsumen.

Hal ini terlihat di salah satu pusat perbelanjaan di Sydney, petugas merapikan rak-rak yang awalnya diisi tisu toilet tersebut karena habis dalam hitungan menit.

Tentu saja, fenomena rebutan tisu toilet tersebut sempat menjadi topik yang ngetren di seluruh dunia dengan hestek #toiletpapergate dan #toiletpapercrisis pada Rabu (1/4/2020).

4. Los Angeles, Amerika Serikat

Antrean panjang di toko senjata api, Los Angeles, California, saat pandemi Corona.9News Antrean panjang di toko senjata api, Los Angeles, California, saat pandemi Corona.
Angka 468.895 orang terkonfirmasi positif Covid-19, dan 16.697 korban meninggal dunia, menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus terbanyak di dunia.

Amerika Serikat pun memberlakukan penutupan yang diawali dengan karantina wilayah di New York.

Tidak seperti Sydney, atau Singapura, masyarakat di Los Angeles, California punya cara untuk mengantisipasi pembatasan wilayah.

Mereka memborong senjata api demi perlindungan diri karena kekhawatiran terhadap dampak kerusuhan akibat karantina wilayah.

Baca juga: Berikut Daftar Mal Bodetabek yang Perpanjang Masa Penutupan Sementara

Lonjakan pembelian senjata tersebut membuat beberapa toko mengalami keuntungan sangat besar.

Sejumlah orang diketahui membentang antrean panjang di sekitar blok toko senjata Martin B Retting di Culver City, California.

Pemilik toko senjata besar "Hyatt Guns" di Charlotte, Carolina Utara, Larry Hyatt mengatakan, pembelian massal di tokonya hampir tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Ini adalah kedua kalinya dalam 61 tahun bisnis saya berjalan," ucap Larry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com