JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung upaya pengurangan dan pengelolaan sampah.
Caranya baik melalui upaya struktural dengan membangun infrastruktur persampahan maupun non-struktural dengan mendorong perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.
Khusus upaya struktural, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman (Puskim) Kementerian PUPR mengembangkan teknologi pembakaran sampah ramah lingkungan, yaitu Tungku Sanira (sampah nir-racun).
Tungku Sanira terdiri dari 2 tahap, yaitu pembakaran sampah di dalam ruang bakar dan pembakaran gas atau asap dalam jaringan pipa ruang bakar.
Pada sistem pembakaran asap akan melalui proses filter udara yang terdiri atas 3 tahap, yakni filter partikulat/abu terbang dengan siklon, filter udara dengan dikondensasikan dalam jaringan pipa, dan filter udara setelah kondensasi diberi kabut air melalui sprayer.
Penggunaan filter asap dan sistem water spray menjadikan sampah hasil pembakaran tidak mengeluarkan asap gas C02 sehingga ramah lingkungan.
Proses pengurangan sampah dengan sistem pembakaran Tungku Sanira tidak membutuhkan bahan bakar minyak ataupun gas, tetapi cukup dengan memanfaatkan sampah organik dan anorganik kering sebagai bahan bakarnya, seperti ranting dan kertas.
Tenaga listrik yang dibutuhkan pada teknologi Tungku Sanira sebesar 1.000 watt yang digunakan untuk mesin blower, pompa air, dan pompa sprayer.
Baca juga: Pemkot Bekasi Teken MoU Smart City dengan Waste4Change soal Pengelolaan Sampah
Jenis sampah yang dapat dibakar dalam Tungku Sanira berupa residu sampah yang kadar airnya kurang dari 40 persen, baik sampah organik maupun anorganik kecuali logam, kaca dan bahan lain yang tidak dapat terbakar.
Kapasitas bakar Tungku sebesar 1-2 meter kubik per jam dengan luas area minimal yang dibutuhkan 5 x 5 meter atau 25 meter persegi. Suhu pembakaran dapat mencapai 800 derajat celsius.
Kendati dapat dioperasikan sebagai pengolah sampah mandiri, teknologi ini akan lebih efektif apabila diintegrasikan dengan pengolahan sampah lain, seperti pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) melalui pengomposan, daur ulang sampah, dan manajemen bank sampah.
Bahkan jika dioperasikan secara terus-menerus 24 jam, Tungku Sanira berpotensi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik mini. Teknologi ini telah mendapat label sebagai non-toxic waste furnace atau tungku pemusnah sampah nir-racun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.