Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ungkap Alasan Pemerintah Bangun Pusat Karantina di Pulau Galang

Kompas.com - 10/03/2020, 11:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan pusat karantina atau fasilitas observasi dan isolasi penyakit infeksi menular di Eks Kamp Pengungsi Vietnam, Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Pusat karantina ini dibangun menyusul merebaknya virus corona penyebab penyakit Covid-19.

Mencakup dua bangunan dalam dua lantai yang terdiri dari ruang observasi sebanyak 230 kamar dengan daya tampung 8 hingga 10 orang pe kamar, dan ruang isolasi.

Ruang isolasi ini dibagi dua menjadi isolasi intensive care unit (ICU) sejumlah 20 kamar, dan non-ICU sebanyak 30 kamar. Kapasitas ruang isolasi ini per kamar hanya diisi satu pasien.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan alasan pemerintah menjadikan Pulau Galang sebagai pusat karantina penyakit infeksi menular.

Baca juga: Basuki Optimistis Fasilitas Observasi dan Isolasi di Pulau Galang Rampung Satu Bulan

Eks dapur kamp pengungsi VietnamHilda B Alexander/Kompas.com Eks dapur kamp pengungsi Vietnam
Pertama, karena posisi dan letak Pulau Galang terhitung strategis, dapat diakses dengan mudah dengan kondisi alam dan cuaca yang relatif bersahabat.

Kedua, akses udara dan laut melalui penerbangan dan kepelabuhanan sudah terbangun dan beroperasi dengan baik. Terutama Pelabuhan Kapal Penumpang Batuampar dan Bandara Hang Nadim.

"Kita bisa mendarat kapan pun, 24 jam. Dari Bandara Hang Nadim ke lokasi ini cuma 1 jam. Selain itu, kawasan eks Kamp Pengungsi Vietnam ini juga jauh dari permukiman," tutur Basuki.

Berbeda dengan Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu yang sedianya akan dijadikan lokasi pembangunan yang terlalu rentan terhadap perubahan cuaca.

Baca juga: Melihat dari Dekat Lokasi Pusat Karantina Penyakit Infeksi Menular di Pulau Galang

Menurut Basuki, jika terjadi ombak besar, kapal tidak bisa mendarat di Pulau Sebaru, air bersih pun tak bisa masuk.

Gerbang masuk Beaks Kamp Vietnam yang dijadikan Kawasan Wisata Pulau Galang.Hilda B Alexander/Kompas.com Gerbang masuk Beaks Kamp Vietnam yang dijadikan Kawasan Wisata Pulau Galang.
"Kalau di Pulau Galang lebih terfokus, khusus untuk observasi, jadi kita tidak bingung lagi mau di mana pasien dikarantina, kita sudah punya. Karena apa? ke depan kita gak tahu, ini bukan cuma Covid-19, tapi menyiapkan untuk penyakit menular lainnya termasuk jika ada SARS, atau MERS," ungkap Basuki, Senin (9/3/2020).

Ketiga, fasilitas pendukung seperti kantor administrasi, dapur, fasilitas cuci (laundry) dan sejumlah fasilitas lainnya untuk petugas medis, dan dokter, sudah tersedia di Eks Kamp Pengungsi Vietnam.

Kementerian PUPR tinggal melakukan rehabilitasi dan renovasi bangunan-bangunan eksisting tersebut dan melakukan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau, lapangan olahraga, serta infrastruktur jalan, dan jalan akses.

Selain itu, juga tengah dipersiapkan tambahan pasokan air baku dari Waduk Rempang sebanyak lima liter per detik serta instalasi jaringan listrik PLN.

Untuk merealisasikan pembangunan pusat karantina ini, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran senilai Rp 400 miliar dengan target operasionalisasi 31 Maret 2020.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau