JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan pusat karantina atau fasilitas observasi dan isolasi penyakit infeksi menular di Eks Kamp Pengungsi Vietnam, Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Pusat karantina ini dibangun menyusul merebaknya virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Mencakup dua bangunan dalam dua lantai yang terdiri dari ruang observasi sebanyak 230 kamar dengan daya tampung 8 hingga 10 orang pe kamar, dan ruang isolasi.
Ruang isolasi ini dibagi dua menjadi isolasi intensive care unit (ICU) sejumlah 20 kamar, dan non-ICU sebanyak 30 kamar. Kapasitas ruang isolasi ini per kamar hanya diisi satu pasien.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan alasan pemerintah menjadikan Pulau Galang sebagai pusat karantina penyakit infeksi menular.
Baca juga: Basuki Optimistis Fasilitas Observasi dan Isolasi di Pulau Galang Rampung Satu Bulan
Kedua, akses udara dan laut melalui penerbangan dan kepelabuhanan sudah terbangun dan beroperasi dengan baik. Terutama Pelabuhan Kapal Penumpang Batuampar dan Bandara Hang Nadim.
"Kita bisa mendarat kapan pun, 24 jam. Dari Bandara Hang Nadim ke lokasi ini cuma 1 jam. Selain itu, kawasan eks Kamp Pengungsi Vietnam ini juga jauh dari permukiman," tutur Basuki.
Berbeda dengan Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu yang sedianya akan dijadikan lokasi pembangunan yang terlalu rentan terhadap perubahan cuaca.
Baca juga: Melihat dari Dekat Lokasi Pusat Karantina Penyakit Infeksi Menular di Pulau Galang
Menurut Basuki, jika terjadi ombak besar, kapal tidak bisa mendarat di Pulau Sebaru, air bersih pun tak bisa masuk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.