Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Jokowi, Ini Informasi Lengkap Terowongan Nanjung

Kompas.com - 30/01/2020, 13:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Terowongan Nanjung, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).

Pembangunan terowongan ini merupakan bagian dari kegiatan pengendalian banjir di hulu Sungai Citarum.

Danpaknya, banjir di beberapa wilayah hulu Sungai Citarum, berkurang.

Baca juga: Jokowi Resmikan Terowongan Pengendali Banjir Bandung

Berikut fakta tentang Terowongan Nanjung:

1. Mengurangi banjir

Konstruksi terowongan merupakan bagian dari pembenahan Sungai Citarum, sekaligus mengendalikan banjir yang kerap terjadi di kawasan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.

Kehadiran terowongan ini diyakini akan mengurangi potensi banjir yang kerap terjadi di wilayah Bandung Selatan.

Manfaat lain dari terowongan ini adalah memperlancar aliran Sungai Citarum di Curug Jompong dan mengurangi durasi dan luas genangan yang sering terjadi pada saat musim hujan di Kecamatan Dayeuhkolot dan sekitarnya.

Seorang anak memperhatikan Terowongan Air Nanjung setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). Presiden Jokowi meresmikan terowongan air nanjung sepanjang 230 meter dengan diameter 8 meter yang dibangun sebagai salah satu langkah penanggulangan banjir di kawasan Bandung Selatan.ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI Seorang anak memperhatikan Terowongan Air Nanjung setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). Presiden Jokowi meresmikan terowongan air nanjung sepanjang 230 meter dengan diameter 8 meter yang dibangun sebagai salah satu langkah penanggulangan banjir di kawasan Bandung Selatan.
2. Luas area terdampak banjir

Presiden Joko Widodo menyebutkan, beroperasinya Terowongan Nanjung mampu mengurangi luasan area banjir dari awalnya sekitar 490 hektar menjadi 80 hektar.

Menurutnya, masih ada dua proyek lagi yang akan difungsikan untuk mengendalikan banjir, yakni satu kolam retensi dan satu sodetan.

"Dari yang dulu terkena dampak 159.000 warga menjadi 77.000 warga. Kalau sodetan dan kolam retensi selesai, Insha Allah kita akan bisa selesaikan masalah banjir, terutama yang di hulu," ucap dia.

Baca juga: Terowongan Nanjung Diresmikan, Banjir Bandung Berkurang

3. Bagian dari penanggulangan banjir Citarum

Beroperasinya terowongan dapat mengurangi banjir di wilayah hulu Sungai Citarum. Selain Terowongan Nanjung, Basuki mengatakan ada beberapa infrastruktur lain yang menjadi bagian dari penanggulangan banjir.

Selain Terowongan Nanjung, Kementerian PUPR telah membangun Kolam Retensi Cienteung seluas 25 hektar, Embung Gedebage, dan Sodetan Sungai Cisangkuy untuk mengatasi banjir.

Kelak jika pembenahan hulu rampung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan fokus berikutnya adalah mengendalikan banjir muara Sungai Citarum atau di hilir Muara Gembong dengan membangyn bendungan di Sungai Cibeet.

"Ini bagian dari pengendalian banjir Sungai Citarum," tutur dia.

Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pengendali banjir hulu Sungai Citarum.Rosiana Haryanti/Kompas.com Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pengendali banjir hulu Sungai Citarum.
4. Mengalihkan aliran air dari Curug Jompong

Menurut Basuki, banjir di Baleendah terjadi karena aliran air Sungai Citarum tertahan oleh Curug Jompong. Namun ia mengaku tidak bisa menghilangkan area tersebut karena merupakan situs bersejarah.

Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Kendalikan Banjir di Hulu Citarum

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com