Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proyeksi Sektor Properti Residensial Tahun 2020

Kompas.com - 20/01/2020, 22:39 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Potensi wilayah

Menurut Ali, khusus untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, kawasan koridor timur Jakarta dianggap memiliki potensi besar. Salah satu pemicunya adalah ketersediaan infrastruktur.

"Salah satu yang membuat trigger-nya properti itu infrastruktur," tutur dia.

Koridor timur Jakarta, sebut Ali, diuntungkan dengan adanya infrastruktur lain seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jakarta Outer Ring Road Cimanggis-Cibitung, dan lain-lain.

Daftar infrastruktur konektivitas tersebut akan semakin bertambah. Seperti diketahui, saat ini beberapa proyek infrastruktur konektivitas sedang dibangun, seperti Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek, kereta api cepat Jakarta-Bandung, double-double track Manggarai-Cikarang,

Pelabuhan Patimban, hingga bandara di Karawang yang rencananya akan dibangun pada 2027.
Tak hanya itu, harga jual lahan di area ini relatif lebih rendah dibanding di kawasan barat.

Baca juga: Mengupas Potensi Koridor Timur Jakarta

Pertumbuhan selama sembilan tahun di koridor barat sebesar 30,2 persen, sedangkan koridor timur tercatat hanya 21,5 persen.

Adapun harga tanah di koridor barat sebesar Rp 9 juta-Rp 17 juta, sedangkan di koridor timur, kisaran harganya lebih rendah yakni sekitar Rp 5 juta-Rp 12 juta.

Potensi lain dari wilayah ini ada pada keberadaan kawasan industri. Di Kabupaten Bekasi misalnya, wilayah industrinya mampu menyumbang 34 persen hingga 46 persen Penanaman Modal Asing (PMA) dan 22 persen-45 persen volume PMDN.

Selain itu, daya beli masyarakat setempat juga dinilai sangat potensial. Penghasilan masyarakat antara Rp 2,5 juta-Rp 4,5 juta sebesar 31,72 persen dari total populasi sebesar 3,24 juta jiwa.

Lalu masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 4,5 juta mencapai 51,39 persen.

Selanjutnya, mereka yang memiliki penghasilan Rp 7 juta-Rp 12 juta menempati porsi 26,3 persen dari total populasi.

Terakhir mereka yang berpenghasilan lebih dari Rp 12 juta sebanyak 16,7 persen.

Ilustrasi propertiwww.shutterstock.com Ilustrasi properti
Tak hanya masyarakat setempat, para ekspatriat yang bekerja di wilayah ini juga merupakan calon konsumen potensial.

Ali menyebut, mayoritas warga negara asing (WNA) yang bekerja berasal dari Jepang dengan jumlah mencapai 7.442 jiwa, disusul Korea dengan 3.842 jiwa, dan beberapa pekerja dari negara lain.

Meski koridor timur Jakarta memiliki potensi besar di sektor properti, namun sejumlah permasalahan masih membayangi, di antaranya polusi, gambaran kawasan yang gersang, hingga masalah tempat pembuangan sampah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau