JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lebih dari tiga dekade negara-negara di dunia berkompetisi membangun gedung-gedung tinggi dengan ukuran lebih dari 200 meter.
Sebut saja Uni Arab Emirat (UAE), China, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Thailand.
Sepanjang tahun 2019 lalu, Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) mencatat 126 gedung tinggi baru.
Sebanyak 26 di antaranya merupakan pencakar langit atau supertall dengan ketinggian melebihi 300 meter.
"China lagi-lagi mendominasi dengan menyelesaikan 57 gedung atau sekitar 45 persen dari total gedung tinggi baru," tulis CTBUH dalam laporannya tersebut.
Baca juga: Perang Sengit Pencakar Langit, UAE Ungguli Arab Saudi
Meski masih mendominasi, namun angka ini merupakan penurunan dari tahun sebelumnya. Ketika itu, China mampu menyelesaikan 92 bangunan atau sekitar 36 persen.
Secara keseluruhan, Asia (tidak termasuk Timur Tengah) berkontribusi 87 dari total 126 penyelesaian, dengan pangsa 69 persen atau turun dari sebelumnya 110 gedung (75,3 persen) dari total gedung pada 2018.
Sementara Amerika Serikat tercatat sebagai negara paling produktif kedua, dengan 14 penyelesaian gedung, atau 11 persen. Jumlahnya sama dengan total 2018, meskipun persentase yang diwakili lebih rendah.
Sedangkan Amerika Utara mewakili 20 penyelesaian, atau 15,9 persen. Angka ini juga lebih sedikit ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 16 gedung atau 10,8 persen.
Uni Arab Emirat (UAE) mengekor dengan sembilan penyelesaian, turun dari 10 pada 2018. Timur Tengah secara keseluruhan mencatat 11 penyelesaian, lebih sedikit ketimbang pencapaian total 13 gedung pada 2018.
Berturut-turut Malaysia dan India dengan tujuh gedung, serta Filipina lima gedung. Pada 2018, Malaysia juga mencatat angka yang sama, sementara India nihil dan Filipina satu gedung.
Untuk skala kota Shenzhen, sekali lagi menjadi jawara dunia, mengungguli rekornya sendiri untuk keempat kalinya berturut-turut, dengan 15 penyelesaian atau 11,9 persen dari total gedung secara global.
Prestasi ini melampaui semua negara dan kota lain. Kota paling produktif berikutnya adalah Dubai, dengan sembilan penyelesaian.
Bagaimana Indonesia dan Jakarta?
Baca juga: Jakarta Raih Honorable Mention Transportasi Berkelanjutan STA 2020
Dalam laporan CTBUH, Indonesia atau pun Jakarta hanya sanggup menyelesaikan dua gedung, masing-masing Millenium Centennial Center, dan World Capital Tower.