Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penutupan Toko Ritel Diprediksi Masih Berlanjut Tahun Ini

Kompas.com - 10/01/2020, 22:58 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Penutupuan toko ritel yang marak kurun tiga tahun terakhir, diprediksi masih akan berlanjut pada tahun 2020 ini. Hal ini menyebabkan turunnya tingkat okupansi pusat-pusat perbelanjaan

Pada 2019 saja, tingkat hunian ritel di Jakarta kurang dari 80 persen. Setelah terus merosot dari sebelumnya berkisar antara 85 persen dan 83 persen. Penuruanan terbesar terjadi pada kuartal II dan III.

Selain penutupan gerai-gerai ritel, Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menuturkan, penyebab turunnya okupansi pusat perbelanjaan ini karena beberapa pengelola melakukan perbaikan atau renovasi.

Hal ini membuat para penyewa untuk sementara atau secara permanen tidak beroperasi. Meski demikian, selama kuartal IV-2019, beberapa peritel kembali membuka tokonya dengan konsep baru.

Namun, upaya ini masih belum bisa menaikkan okupansi ruang ritel yang mencatatkan angka 79,8 persen pada akhir tahun atau turun 3,8 persen dengan harga sewa rata-rata Rp 608.923 per meter persegi.

"Pasar ritel, kalau kita lihat ada beberapa outlet yang tutup, pada 2020 kemungkinan masih akan terjadi," kata Ferry di Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Kendati masih akan terjadi penutupan beberapa toko, namun pada tahun ini, toko-toko daring yang beroperasi diperkirakan akan membuka outlet fisikbya.

Terus Bertambah

Tentu saja, penetrasi toko daring tersebut mendorong beberapa pengembang tergoda untuk membangun pusat perbelanjaan baru.

Alhasil, luasan ruang ritel atau pusat perbelanjaan pun terus bertambah.

Di Jakarta, sepanjang 2019 terdapat tambahan ruang ritel seluas 90.000 meter persegi. Pasokan ruang ritel ini diperoleh dari beroperasinya dua pusat perbelanjaan.

Dengan adanya tambahan ini, total pasokan ruang ritel menjadi 4,74 juta meter persegi, atau tumbuh 1,9 persen secara tahunan (year on year).

Dari total luasan tersebut, sebanyak 70 persen di antaranya dipasarkan untuk disewakan atau mal. Meski begitu, permintaan akan ruang ritel mengalami penurunan menjadi 75.199 meter persegi.

Baca juga: Bisnis Ritel Menurun, Pasaraya Berubah Menjadi “New Creative Hub”

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Data Colliers menyebutkan, pada tahun ini, jumlah luasan ruang ritel diperkirakan bertambah 110.000 meter persegi. Jumlah ini diperoleh dari beroperasinya empat pusat perbelanjaan baru.

Ferry mengatakan, tren tersebut terjadi mengingat kebiasaan konsumsi manusia yang masih bisa dirangsang lewat keberadaan toko fisik.

Tetapi, gerai-gerai itu hanya bertujuan untuk memenuhi rasa penasaran konsumen dan bukan ditujukan sebagai tempat berjualan yang utama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com