Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Ritel Menurun, Pasaraya Berubah Menjadi “New Creative Hub”

Kompas.com - 13/05/2019, 18:45 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Seiring dengan perkembangan zaman, pusat perbelanjaan semakin menyusut, seiring tutupnya toko-toko ritel terkemuka di dunia.

Penyebab menyusutnya pamor pusat belanja, salah satunya dipengaruhi oleh merebaknya bisnis perdagangan daring (e-commerce).

Pasaraya, merupakan pusat belanja yang terkena dampak penurunan ritel offline, dan merebaknya perdagangan daring.

Pengelola pusat belanja ini tak dapat mengelak fenomena makin menciutnya para peritel yang berminat menyewa ruang.

Mereka pun bersiasat dengan mengubah konsep usahanya sesuai dengan keinginan pasar pada saat ini. Hal itu dibuktikan melalui penyewaan ruang di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan.

Presiden Direktur PT Pasaraya Tosersajaya Medina L Harjani mengakui, industri ritel sekarang sudah berbeda sehingga Pasaraya harus mengubah konsep bisnisnya.

Baca juga: Dubes Jepang Tidak Sabar Naik MRT Jakarta untuk Makan Siang di Blok M

“Pasaraya sudah 45 tahun, sudah mengalami asam garam. Sebagai pebisnis, kami harus fleksibel, dinamika bisnis seperti apa. Kita enggak bisa ngotot. Sekarang ada e-commerce, fast fashion bisnis, dan lain-lain,” ujar Medina saat berbincang dengan Kompas.com di kantornya, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Pasaraya yang sejak dahulu dikenal sebagai salah satu pelaku industri ritel harus mengubah haluan bisnis dalam hal proporsi ruang yang potensial disewakan.

Khusus di Pasaraya Blok M, sebanyak 70 persen ruang digunakan untuk perkantoran dan sisanya 30 persen untuk bisnis ritel serta makanan dan minuman.

Ruang perkantoran dialokasikan bagi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi digital, semacam transportasi online dan e-commerce.

Go-Jek

Perusahaan ini mempekerjakan karyawan atau orang-orang kreatif yang membutuhkan tempat sesuai keinginan mereka.

Salah satu penyewa besar di Pasaraya Blok M adalah Go-Jek.  Perusahaan transportasi online ini sudah berkantor di Gedung B hampir tiga tahun.

Awalnya mereka menempati dua lantai, kemudian akan bertambah terus hingga akhir tahun ini.

Baca juga: Pemburu Diskon Bikin Pasaraya Blok M Ramai Mendadak

“Kami ingin membuat Pasaraya Blok M ini jadi a new creative hub. Kebetulan banyak perusahaan bisnis kreatif yang butuh kantor, seperti Go-Jek yang enggak suka dengan kantor formal. Mereka cari area yang fun,” ucap Medina.

Dia mengungkapkan,  sejak akhir 2016, Go-Jek menempati area seluas 16.000 meter persegi yang mencakup empat lantai.

Sehubungan dengan perkembangan bisnismya,  mereka berencana menambah ruang kantor hingga 29.000 meter persegi sampai akhir 2019.

It’s good for us. Nantinya mereka akan ambil dari lantai 1 sampai 10 di Gedung B. Sekarang Go-Jek di lantai 4, 5, 6, dan 7. Kami akan handover lagi di lantai 2 dan 3 dalam keadaan kosong, nantinya ada lagi sampai akhir tahun,” papar Medina.

Kerja sama antara Pasaraya dan Go-Jek bisa diibaratkan ayam dan telur. Harus diakui bahwa Pasaraya merupakan pelaku bisnis ritel yang sudah lama, tetapi mempunyai visi yang sama dengan Go-Jek.

“Kami punya satu visi dengan Go-Jek yang tagline-nya ‘karya anak bangsa’. Dia pilih Pasaraya karena punya visi ‘the pride of Indonesia”. Yang satu era milenial, yang satu era jadul, bagaimana caranya supaya bisa dikombinasi,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau