Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggilan "Bodat" Itu Tak Akan Terdengar Lagi...

Kompas.com - 30/12/2019, 20:42 WIB
Erwin Hutapea,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

Entah apa nama resmi jabatan dan bagaimana job desc-nya. Yang pasti, beban kerjanya makin besar dan bawahannya pun tambah banyak.

Saya ikut senang dan bangga meski berefek pada kesibukan dan jam kerjanya yang makin menyita waktu. Ujung-ujungnya, jatah nongkrong dengan dia pun harus berkurang. Hahaha....

Peduli pada kehidupan pribadi

Tidak cuma dalam pekerjaan, Latip pun berusaha mengerti kehidupan pribadi setiap personel dalam tim kerja yang dipimpinnya.

Hal itu saya rasakan ketika dalam beberapa bulan terakhir saya mengurus ibu yang sedang sakit keras dan harus bolak-balik dirawat ke rumah sakit.

Dia terus memberi dukungan supaya saya tetap sabar mencurahkan perhatian kepada orang tua.

"Yang sabar deh ye... Emang anak bontot kudu ngurus nyokap. Pahalanye gede," tulisnya lagi yang membuat saya terharu.

Ya, di balik sebutan bodat kepada saya yang terasa kasar dan sulit dimafhumi kebanyakan orang, sebenarnya itulah bentuk sahih keakraban dan kepercayaan yang kami alami bersama.

Maka, kabar Latip berpulang pada Sabtu (28/12/2019) adalah kejutan yang menyesakkan hati menjelang tengah malam.

Sudah pasti saya tersontak mengetahui berita dukacita itu. Sejenak saya menarik napas panjang dan berusaha menahan sedih, tapi hati tidak bisa bohong.

Tidak terasa air mata pun mengucur ke pipi. Bahkan, saat membuat tulisan ini, saya harus menahan diri supaya mata tidak berair lagi.

Satu demi satu momen yang saya lewati bersama Latief mendadak terngiang. Ditambah lagi begitu banyak unggahan foto, komentar, dan status dari kawan-kawan di media sosial yang berisi curahan duka mendalam sekaligus rasa sukar percaya atas kepergiannya.

Semua itu menambah perasaan pilu. Saya tahu benar, orang-orang itu mengalami kedukaan, sama seperti yang saya rasakan, karena masing-masing mengalami kedekatan dan pengalaman mengesankan dengannya.

Baca juga: Obituari yang Kekurangan Kata untuk Kong Latip...

Sekarang, sapaan bodat itu tidak bisa lagi terdengar dari mulut seorang Latipus, sebutan karibnya juga.

Semua pengalaman, celoteh, omelan, ilmu, kepercayaan, candaan, dan begitu banyak kenangan harus terkubur bersama raganya yang sudah dimakamkan di liang lahat.

Semoga Tuhan berkenan menerima segala kebaikan yang telah dia buat dan mengampuni semua kesalahan yang dia lakukan.

Lo bener-bener bodat, Tip. Becandanya enggak main-main, ninggalin kita semua secepat ini. Sepertinya Tuhan lebih sayang dan tahu yang terbaik buat lo....

Selamat jalan, Dat. Istirahat yang tenang dan damai....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com