KOMPAS.com - Keterbatasan membuat Singapura selalu menciptakan cara baru untuk mengatasi permasalahan.
Selang 16 tahun sejak Singapura memperkenalkan NEWater atau air reklamasi, negara itu sedang mengembangkan NEWSand atau material yang bersumber dari sampah.
Sampah-sampah yang dikumpulkan diubah menjadi bahan bangunan untuk membangun jalan, trotoar, hingga bangku taman.
Melansir Business Insider, nama NEWSand lahir dari kebutuhan Singapura untuk menciptakan sumber daya dari limbah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura, Masagos Zulkifli mengatakan, material baru ini akan membantu Singapura untuk menghentikan lingkaran limbah dan memperpanjang usia pembuangan sampah di Pulau Semakau.
"Melalui sains dan teknologi, kami telah menemukan cara untuk mengubah residu dari pembakaran sampah menjadi bahan bangunan yang berguna, yang kami sebut NEWSand. Seperti NEWater, NEWSand lahir dari upaya kami mengatasi kendala, dan untuk menciptakan sumber daya yang berharga dari limbah," tutur dia.
Hingga saat ini, Pulau Semakau merupakan satu-satunya tempat pembuangan sampah akhir yang ada di Singapura.
Pengembangan material tersebut merupakan upaya negara ini untuk mengurangi limbah yang dikirim ke TPA sebesar 30 persen per hari.
Area ini diperkirakan akan kehabisan ruang untuk menimbun sampah pad atahun 2035 mendatang.
Adapun uji coba material baru ini akan dilakukan pada 2020 mendatang di sepanjang bagian Jalan Pantai Tanah Merah.
The National Environment Agency (NEA) atau Badan Lingkungan Nasional sejauh ini telah memberikan tender uji coba lapangan kepada tiga perusahaan, yakni Zerowaste Asia, Inashco, dan REMEX.
Baca juga: Desainer Ciptakan Ubin Pembersih Air Limbah
Ketiganya akan menguji kelayakan penggunaan incineration bottom ash (IBA) sebagai bahan dasar pembuatan jalan dalam proyek pembangunan.
Melansir Channel News Asia, perusahaan-perusahaan ini akan mengumpulkan dan mengolah sekitar 3.000 ton abu yang dihasilkan dari pengolahan limbah di negara itu.
Uji coba tersebut akan digunakan untuk menilai kinerja IBA serta mengumpulkan data untuk ditinjau.
"Karena dua pertiga Singapura ditetapkan sebagai daerah resapan air, standra lingkungan untuk NEWS harus cukup ketat untuk memastikan bahwa bahan tersebut dapat digunakan di lokasi mana pun di Singapura tanpa mengorbankan sumber daya air dan lingkungan kami," papar Masagos.
Namun, proyek ini bukan pertama kali diterapkan di Singapura. Sebelumnya, sebuah jalan setapak sepanjang 150 meter di Tampines Hub dibangun dengan menggunakan material dari limbah tersebut.
Jalan tersebut menghubungkan Tampines Hub ke Masjid Darul Ghufran.
Kemudian, bahan yang sama rencananya digunakan untuk membangun jalan setapak di depan Environment Building di sepanjang Scotts Road sepanjang 24 meter pada 2020 mendatang.
Selain itu, material NEWSand juga telah digunakan untuk membuat bangku. Adapun, bangku-bangku tersebut dibuat dengan metode pencetakan tiga dimensi oleh perusahaan Singapura, Pan-united Corporation.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.