JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan investasi di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa bagian timur ikut menodorong bisnis hotel di Pati, Jawa Tengah. Hal tersebut dikemukakan Bagyo Setyawan, Direktur Utama PT Arifindo Grha Pratama (AGP), pengembang The Safin Hotel, Selasa (22/10).
"Peningkatan kebutuhan penginapan dan ruang pertemuan itu kan cerminan denyut ekonomi yang positif di Pati. Okupansi Safin berkisar 60 sampai 70 persen, itu artinya bisnis hotel di Pati cukup potensial," papar Bagyo.
Selain di Pati, lanjut Bagyo, AGP juga sudah membangun hotel di Jakarta, yakni The Falatehan Hotel, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Sementara khusus di Pati, Safin dirancang sebagai pionir hotel bintang tiga plus.
Hotel berketinggian 11 lantai itu memiliki 119 kamar dengan empat tipe, yakni superior room, deluxe room, business suite, dan safin suite. Hotel tersebut beroperasi pada Oktober 2015 dengan ditopang beragam fasilitas, mulai kedai kopi hingga hingga restoran.
"Di sini (Safin) juga sudah dilengkapi lima ruang pertemuan, termasuk ballroom untuk menampung lebih banyak tamu. Jadi, selain untuk wisatawan, kami juga membidik segmen pebisnis," kata Bagyo.
Dia menambahkan, kehadiran ruang pertemuan itu memang untuk mengantisipasi bisnis meeting, incentives, conferences, dan exhibition (MICE) yang terus bertumbuh di Pati.
Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin, menyatakan sepakat dengan hal itu. Menurut dia, permintaan ruang pertemuan datang dari kalangan swasta dan pemerintah.
Saiful mengaku, pertumbuhan ekonomi di kotanya seiring datangnya investor, termasuk investor asing. Pertumbuhan itu juga berbarengan dengan target Pemerintah Provinsi Jateng yang ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.
"Investor yang masuk ke Pati itu bukan cuma dari kalangan swasta di dalam negeri, tapi juga investor asing dari Korea Selatan," ucap Saiful.
Saiful menabahkan, investor tersebut berencana membangun pabrik sepatu dan garmen dengan nilai investasi sekitar Rp 1,2 triliun. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2020.
"Pabrik ini itu diprediksi bisa menyerap 5.000 sampai 6.000 tenaga kerja," ujar Saiful.
Saat ini salah satu investor besar yang sudah membangun pabrik di Pati adalah produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk yang memiliki dua fasilitas produksi di Pati. Garudafood mengantongi pendapatan total Rp 8,04 triliun pada 2018 atau naik 7,60 persen dibandingkan pada 2017 sebesar Rp 7,48 triliun.
Untuk kebutuhan investasi, menurut Saiful, Pati yang berpenduduk 1,3 juta jiwa, memiliki potensi ekonomi cukup besar, selain juga berlokasi strategis sebagai kawasan transit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.