Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Optimus Prime" dan "Kuda", Penyelamat Manusia di Jalan Tol

Kompas.com - 17/10/2019, 16:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses evakuasi menjadi salah satu keahlian penting yang harus dikuasai petugas jalan tol ketika menghadapi situasi darurat, seperti kecelakaan.

Semakin andal penguasaan teknik di lapangan, potensi menyelamatkan nyawa korban juga akan kian tinggi.

Selain teknik, petugas juga perlu dibekali dengan sejumlah peralatan penunjang kinerja. Misalnya, kendaraan crane yang berfungsi menarik mobil yang rusak parah akibat kecelakaan maut atau median concrete barrier (MCB).

Baca juga: Jasa Marga Gandeng Brimob Jaga Gerbang Tol di Sekitar DPR

Kompas.com berkesempatan melihat langsung armada penolong manusia di salah satu ruas tol milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk, yakni Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Kamis (17/10/2019).

Total terdapat 23 unit dengan berbagai fungsi yang dimiliki ruas tol ini, serta tak jarang juga dimanfaatkan untuk ruas lainnya.

"Yang pertama adalah flatbar crane untuk mengangkat MCB beton. Kami punya dua unit. Pas demo kemarin, crane ini juga digunakan untuk mengembalikan MCB ke posisinya semula," terang Manager Area Jagorawi PT Jasamarga TollRoad Operator Tri Wahyu Subekti.

Selain itu ada pula multipurpose truck yang dapat mengangkut kendaraan hingga kapasitas 40 ton, seperti truk bergandar tiga atau lebih yang mengalami pecah ban atau kecelakaan.

Regional JabodetabekJabar Division Head Jasa Marga Reza FebrianoKOMPAS.COM/DANI PRABOWO Regional JabodetabekJabar Division Head Jasa Marga Reza Febriano
Menurut Tri Wahyu, truk ini lebih akrab disebut komo lantaran ukurannya yang cukup besar.

Tak hanya menangani kecelakaan di ruas tol milik Jasa Marga, komo juga kerap membantu penanganan kecelakaan di ruas tol milik PT Citra Marga Nusaphala Persada seperti Tol Wiyoto-Wiyono atau ruas Cawang-Tanjung Priok.

"Komo ini optimus prime kami karena ukurannya yang besar. Kalau ada truk tanki atau dump truck yang tidak bisa diangkut kendaraan derek bisa minta komo untuk mengangkutnya," tutur Tri Wahyu.

Rata-rata, kendaraan yang mengalami kecelakaan di jalan tol memiliki kapasitas ukuran 10 ton. Bila demikian, maka cukup mobil derek saja yang turun ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi.

Sejauh ini, ada sembilan mobil derek yang beroperasi di wilayah Jabodetabek. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya merupakan truk towing yang dapat menarik kendaraan hingga kapasitas 10 ton. Sisanya, untuk menarik kendaraan yang berukuran lebih kecil.

"Derek ini gratis sampai keluar tol," ujarnya.

Baca juga: Akhir 2019, Jasa Marga Luncurkan KIK DINFRA Kedua

Selain itu, terdapat dua unit ambulans khusus di ruas Tol Jagorawi yang berfungsi untuk mengevakuasi korban saat kecelakaan, baik itu korban jiwa maupun korban luka-luka.

"Sebutan kami, kuda. Ada dua untuk melayani di wilayah utara dan di selatan. Isinya ada driver dan paramedis yang bekerja dengan sistem shift," terang Tri Wahyu..

Jasa Marga juga memiliki lima kendaraan layanan jalan tol (KJT) yang bersiaga di titik-titik tertentu.

Salah satu KJT dilengkapi dengan variable message sign (VMS) mobile untuk menginformasikan kondisi lalu lintas termasuk rekayasa yang sedang dilaksanakan.

Terakhir, terdapat sebuah mobil rescue, yang salah satu fungsinya yakni menangani kasus kecelakaan yang menimbulkan korban.

Mobil rescue ini dilengkapi dengan alat yang dapat membuka kendaraan terjepit untuk menyelamatkan penumpang yang ada di dalamnya.

Regional JabodetabekJabar Division Head Jasa Marga Reza Febriano menambahkan, keberadaan armada penolong ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM) kepada pengguna jalan tol.

Di samping upaya lain yang juga dilakukan seperti dalam hal transaksi, lalu lintas, konstruksi dan rest area.

Ambulans atau lebih akrab disebut kuda oleh petugas Tol JagorawiKOMPAS.COM/DANI PRABOWO Ambulans atau lebih akrab disebut kuda oleh petugas Tol Jagorawi
Dalam hal transaksi, sejak 2017 telah diterapkan sistem transaksi terbuka di ruas Tol Jagorawi.

Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan pembongkaran terhadap GT Cibubur Utama dan GT Cimanggis Utama, sehingga dapat meningkatkan kelancaran pengguna jalan dan tidak ada lagi antrean di jalur utama.

Baca juga: Jasa Marga Tertarik Garap Perpanjangan Tol Balsam-Bontang

"Peningkatan layanan transaksi dilakukan dengan penambahan kapasitas GT di Sentul 1 dari 3 menjadi 4 gardu, GT Citeureup 1 dari 3 gardu menjadi 4 gardu, GT Sentul Selatan 2 dari 5 gardu menjadi 7 gardu khusus Golongan 1 dan perbantuan 6 mobile reader untuk memperlancar transaksi," terang Reza.

Sementara pada bidang layanan lalu lintas, dilakukan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan berkelanjutan di Ruas Jagorawi ini, antara lain, pemasangan dan pembersihan concrete barrier, dan penyempurnaan rambu.

kemudian rekonstruksi/rekondisi guardrail, pemasangan Weight In Motion (WIM), dan melakukan rekayasa lalulintas yang dikoordinasikan oleh Kepolisian untuk pengaturan lalulintas yang lebih lancar.

Sedangkan, pada bidang layanan konstruksi Regional Jabodetabekjabar telah melaksanakan pekerjaan Pemeliharaan Periodik (SFO) dan Rekonstruksi Perkerasan Jalan pada Ruas Tol Jagorawi ini dimulai dari 2017 hingga 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com