JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih dianggap menarik bagi para investor dan pengembang di sektor properti dan kawasan industri.
Termasuk bagi China Fortune Land Development (CFLD) International yang merupakan tentakel bisnis dari CFLD yang berbasis di China.
Siapakah CFLD? Mereka merupakan perencana dari A hingga Z, konseptor, pembangun, sekaligus pengelola properti dengan spesialisasi kawasan industri skala kota.
Lebih dari 20 tahun mereka menjejakkan rekam keberhasilan membangun kota-kota industri yang telah mengubah kehidupan masyarakat dan menjadi katalis pembangunan ekonomi di lokasi proyek yang mereka kembangkan.
Hingga saat ini, portofolio mereka tersebar di 80 wilayah di seluruh dunia, menarik 2.000 perusahaan, menyumbang 39,3 miliar dollar AS (Rp 557,2 triliun) terhadap PDB, menghasilkan investasi kumulatif 72,9 miliar dollar AS (Rp 1.033 triliun), dan mengantongi aset sekitar 59,7 miliar dollar AS (Rp 847 triliun).
Baca juga: Dubes China 14 Kali Sambangi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pencapaian tersebut menempatkan mereka dalam daftar The World’s Largest Public Companies List 2019 versi Forbes Global 2000 di peringkat 533, dan the Brand Finance Global 500 (2019) di posisi 453.
Mereka masuk ke Indonesia melalui pengembangan dua kawasan industri sekaligus dengan lebih dari 500 juta dollar AS, yakni Tangerang New International City (TNIC) dan Karawang New International City (KNIC).
Kepada Kompas.com, Rabu (9/10/2019), CFLD mengungkapkan, potensi Indonesia demikian besar dan memiliki keunggulan khas. Sebagai negara terpadat ke-4 di dunia dengan 260 juta penduduk, Indonesia punya kemampuan untuk bersaing dengan negara lain, seperti Vietnam dan Thailand.
Terlebih, pemerintah telah berinisiatif untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Hal ini akan mengatalisasi daerah sekitarnya dan memberikan dampak bagi perekonomian dan pertumbuhan bisnis.
"Karena itulah, Indonesia sangat cocok dengan tujuan CFLD International untuk membawa rekam jejak perencanaan, menciptakan, dan mengoperasikan kota-kota industri baru yang ramah lingkungan dan memperkenalkannya ke pasar-pasar baru di Asia," tutur CFLD International.
Selain itu, Indonesia juga dianggap merupakan ekonomi yang tumbuh cepat dan dinamis, dengan manufaktur dan industri sebagai pilar pertumbuhan utama dan pasar domestik ak kalah besar.
Indonesia juga menonjol karena kebijakan pemerintah yang kuat dan agenda pembangunan yang mendorong pertumbuhan industri, seperti Kawasan Industri 4.0, menjadikannya kondusif bagi dunia internasional.
Baca juga: Investor China Tertarik Kembangkan KEK Tanjung Lesung
"Kami yakin dan percaya diri untuk berinvestasi dan beroperasi di Indonesia. Tenaga kerja yang kompetitif dan cakap adalah faktor lain yang menjadikan Indonesia pilihan yang menarik," imbuh CFLD International.
Mengapa Tangerang dan Kawarang? Menurut mereka, kedua kawasan ini mencatat pertumbuhan tertinggi di Indonesia, dan diprediksi akan menjadi kota satelit baru yang menyangga Jakarta.
Kabupaten ini telah menjadi lokasi pilihan untuk produsen global, dan salah satu daerah yang diprioritaskan pemerintah sebagai bagian dari program pengembangan infrastruktur strategis nasional.
Karawang memberikan kontribusi sebesar 12,5 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 177,24 triliun terdahap PDB Indonesia dengan pekerja potensial mencapai 950.000 orang.
Sementara Tangerang, CFLD International menilainya sebagai pusat ekonomi baru Indonesia dengan potensi pertumbuhan yang tak kalah besar.
Baca juga: Pengembang China Bangun Mal 4 Hektar di Jakarta
Tangerang akan menjadi pintu gerbang yang paling dinamis bagi pusat inovasi untuk mendukung peluang pengembangan, salah satu pusat komersial terbesar, dan juga menawarkan ruang dari fasilitas bisnis dan komersial.
"Kami menginginkan TNIC dan KNIC menjadi pencipta lapangan kerja baru dan menarik investasi lebih banyak lagi sehingga menciptakan efek ganda yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat," kata CFLD International.
KNIC dikembangkan di atas lahan seluas 205 hektar dan dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia, konektivitas digital, dan fasilitas premium yang dirancang khusus untuk industri makanan, manufakttur, elektronik, dan industri bahan bangunan.
KNIC juga direncanakan memiliki pusat inovasi untuk Usaha Kecil Menengah (UKM). Fasilitas yang melengkapinya antara lain listrik dan pasokan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, keamanan 24 jam, dan lain-lain.
CFLD International akan membangun kantor layanan satu atap BKPM pada tahun 2020, Pusat Data pada 2021, dan stasiun pemadam kebakaran serta klinik 24 jam pada 2021.
Hingga saat ini, KNIC telah diisi mitra dan penyewa PT Wook Global Technology, PT Ikimura Indotools Center, PT Ruiyuan Karawang Industrial Innovation dan Pengembangan, PT Wonderful Food International, PT Brightgene Biomedical Indonesia, dan PT Binamitra Kwartasedaya.
"Lebih dari 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) investasi telah dilakukan dari 9 penyewa dan mitra regional dan internasional," sebut CFLD Itternational.
Sedangkan TNIC dirancang dengan total area pengembangan 3.000 hektar. Salah satu penyewa utamanya adalah pengembang pusat perdagangan internasional Samanea, yang telah menandatangani perjanjian untuk membangun Pasar Samanea Jakarta.
Pasar Samanea Jakarta meliputi area seluas 96.000 meter persegi. Pembangunannya dimulai pada Oktober 2019.
Selain itu, mereka juga mencatat berbagai kemitraan strategis yang akan lebih meningkatkan fungsi TNIC bagi kawasan sekitarnya.
Termasuk menandatangani nota kesepahaman dengan Raffles Education Corporation Limited, penyedia jasa pendidikan utama yang berbasis di Singapura, untuk bersama-sama mengembangkan pusat pendidikan di kawasan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.