Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat dan Daerah Masih Beda Pendapat Soal Pengembangan Pulau Komodo

Kompas.com - 27/09/2019, 16:59 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono menyatakan, pemerintah pusat masih berkomunikasi dengan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait rencana pengembangan wisata di Pulau Komodo.

Menurut dia, hingga kini masih ada perbedaan pendapat antara pemerintah pusat dengan pemda.

Pemerintah pusat berkeinginan agar pengembangan wisata di Pulau Komodo sama seperti Pulau Rinca yang mempertahankan keasrian alamnya.

Meski demikian, ada sejumlah proyek infrastruktur yang tetap dibangun untuk memudahkan wisatawan yang akan berkunjung.

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur di Sekitar Labuan Bajo Dibatasi

"Tapi kalau Pak Gubernur (NTT) yang baru kan dia maunya ke depan itu di Pulau Komodo enggak ada turis gitu," kata Hadi di Labuan Bajo, Jumat (27/9/2019).

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersikeras untuk menutup Pulau Komodo dari para wisatawan.

Kebijakan tersebut bertentangan dengan rencana pemerintah pusat yang ingin menjadikan wilayah Labuan Bajo sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional.

Seperti diketahui, Pulau Komodo merupakan salah satu destinasi wajib yang dikunjungi wisatawan saat bertandang ke Labuan Bajo.

Pemerintah pusat berencana membangun sejumlah infrastruktur di Pulau Komodo untuk menunjang sektor ini.

Baca juga: Pelabuhan Kargo dan Penumpang Labuan Bajo Bakal Dipisah

Namun, pembangunan yang dilakukan terbatas lantaran untuk mempertahankan kealamian pulau tersebut.

"Nah ini bagaimana solusinya masih dibahas, jalan tengahnya mungkin apa, apa pembatasan turis yang datang. Jadi enggak semua turis datang boleh masuk gitu kan maksudnya kan. Tapi ini masih dalam pembahasan," tutur Hadi.

Hadi memastikan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah pusat tak akan mengganggu masyarakat adat.

Bahkan, keberadaan mereka akan dilestarikan sebagai aset dan bagian dari pengembangan destinasi wisata.

"Bisa jadi itu suatu daya tarik ya, malah aset ya. Katakanlah kampung nelayan ya, itu kan khas, bisa saja malah turis ke sana selain lihat komodo dia juga foto-foto kampung nelayan kan, misalnya," tuntas Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com