Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Ibu Kota, Tantangan Besar Bagi Perencana

Kompas.com - 14/09/2019, 08:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono mengungkapkan, para juri yang terlibat dalam sayembara ini, sebagian besar memiliki latar belakang arsitek. 

Mereka tak hanya  menilai, tetapi juga menentukan term of reference (TOR) berdasarkan konsep yang telah dimiliki pemerintah hingga time table atas setiap tahapan sayembara. 

"Yang jelas fokus ke arsitek lebih besar, karena membangun ibu kota tidak hanya urban planning tetapi juga urban design. Itu fokus arsitek adanya di situ," kata Hadi.

Adapun Ketua Umum Ikatan Ahli Perencana (IAP) Bernardus Djonoputro mengatakan, sayembara ibu kota desain merupakan hal yang wajar dilaksanakan ketika gagasan memindahkan ibu kota atau merancang sebuah kota baru muncul. 

Dengan dibukanya kesempatan bagi juri dan peserta dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, menurut dia, bisa menjadi kesempatan bagi perencana lokal untuk berkolaborasi. 

"Karena produk perencanaan itu bukan karya satu orang, tetapi multi sektoral, produk tim. Tugas perencana adalah mengumpulkan keahlian-keahlian seperti sosiologi, pertanahan, geologi, geografi, segala macam, sekaligus membuat kesepakatan politik," ungkap Bernie.

Pada saat yang sama, ia berharap, pemerintah dapat memberikan akses yang luas bagi perencana terhadap sejumlah data yang dibutuhkan dalam merancang desain ibu kota baru.

Mulai dari data spasial, peta administrasi, peta hak pengelolaan (HPL) dan hak guna usaha (HGU), hingga status kepemilikan setiap lahan yang hendak digunakan. 

Baca juga: Biaya Pemindahan Ibu Kota Kemungkinan Berubah

"Karena ini tidak terlalu mudah baik itu data spasial yang paling baru, yang paling legal, yang paling tajam dengan peta-peta sektoral," cetus Bernie.

Hal lain, ia berharap, pemerintah dapat memberikan perhatian kepada para pemenang sayembara di tingkat nasional. Paling tidak, dengan memberikan kompensasi atas karya mereka. 

Menurut Bernie, sayembara merupakan salah satu rangkaian dari proses tender yang lebih dikenal dengan sebutan beauty contest.

Tentunya, proses tender tersebut memiliki struktur keuangan yang sejak awal telah dianggarkan di dalam sebuah proyek pekerjaan. 

"Kompensasi harus diberikan kepada tiga pemenang tingkat Nasional. Di dalam kebiasaan kompetisi internasional, ide yang masuk itu diberi kompensasi supaya bisa naik ke next level," tuntas Bernie.

VIDEO: Menjajal Tol Balikpapan-Samarinda, Pertama di Ibu Kota


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau