Sedangkan Seksi IV Cimalak-Legok (8,20 kilometer) dan Seksi V Legok-Ujung Jaya masih nihil untuk pembebasan lahan dan konstruksi.
Demikian halnya dengan Seksi IV dari Ujung Jaya hingga Dawuan, sama sekali belum dikerjakan konstruksi fisiknya, dengan kondisi pembebasan lahan masih sekitar 16,34 persen.
2020 Beroperasi
Meski masih menyisakan banyak pekerjaan mayor, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan tetap optimistis jalan tol ini dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
"Seperti ditargetkan Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono), Tol Cisumdawu harus operasional tahun depan, sebagai akses pendukung menuju Bandara International Jawa Barat (BIJB) di Kertajati," ujar Yusrizal.
Dia menambahkan, Tol Cisumdawu merupakan jalan bebas hambatan pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan terowongan.
Inilah salah satu daya tariknya, karena terowongan ini dibangun menembus gunung sepanjang 472 meter di Rancakalong.
"Main road banyak permasalahan lahan dan cuaca ekstrem," sebut Yusrizal.
Adapun investasi untuk membangun Tol Cisumdawu senilai Rp 8,41 triliun, dengan perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR) mencapai 23.229 kendaraan.
"Tarifnya kami hitung sekitar Rp 1.000 per kilometer," kata dia.
Jika kelak rampung, Tol Cisumdawu mampu memangkas jarak tempuh dari Bandung menuju Cirebon menjadi sekitar 45 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.