Hal ini menyusul masih banyak bidang lahan yang belum dibebaskan, terutama untuk pekerjaan pada Seksi IV hingga VI.
Menurut Direktur SDM dan Lahan CKJT Ahmad Zaki, lahan-lahan yang belum dibebaskan tersebut, di antaranya tersebar di 11 desa.
"Persoalannya lebih kepada penolakan warga setempat serta bargaining untuk mendapatkan penawaran harga lebih tinggi," ungkap Zaki dalam diskusi mengenai Tol Cisumdawu, di Bandung, Kamis (4/9/2019).
Zaki melanjutkan, hingga saat ini, dana yang sudah digunakan untuk pembebasan lahan sekitar Rp 1,5 triliun, tersisa Rp 1 triliun.
"Kami perlu revolving dana talangan ini, dan sedang mengejar untuk itu. Nanti akan memorandum of understanding (MoU)) dengan Lembaga Manajemen Aset Negara," kata Bagus.
Kendati demikian, imbuh Bagus, CKJT tetap fokus menyelesaikan pekerjaan Seksi III sepanjang 4,05 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada Desember 2019.
Sementara untuk pembebasan lahan Seksi IV hingga VI, CKJT menjanjikan rampung pada 2020 mendatang.
Tol Cisumdawu dirancang sepanjang 60,84 kilometer yang mencakup enam seksi pekerjaan.
Seksi I dan II sepanjang 28,80 kilometer dibiayai oleh pemerintah dan pinjaman China. Sementara III-VI sepanjang 33,215 kilometer digarap oleh CKJT.
Seksi II Fase I Rancakalong-Sumedang (6,35 kilometer), pengadaan tanah dan konstruksinya sempurna 100 persen.
Sementara Seksi II Fase II yang menghubungkan Ciherang-Sumedang sepanjang 10,7 kilometer, telah berada pada posisi 92,2 persen untuk lahan, dan 72,19 untuk realisasi konstruksinya.
Pengadaan lahan untuk Seksi III Sumedang-Cimalaka (4,05 kilometer) juga sudah mencapai lebih dari 90 persen atau tepatnya 99,76 dengan progres konstruksi 76,3 persen.
Sedangkan Seksi IV Cimalak-Legok (8,20 kilometer) dan Seksi V Legok-Ujung Jaya masih nihil untuk pembebasan lahan dan konstruksi.
2020 Beroperasi
Meski masih menyisakan banyak pekerjaan mayor, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Cisumdawu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yusrizal Kurniawan tetap optimistis jalan tol ini dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
"Seperti ditargetkan Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono), Tol Cisumdawu harus operasional tahun depan, sebagai akses pendukung menuju Bandara International Jawa Barat (BIJB) di Kertajati," ujar Yusrizal.
Dia menambahkan, Tol Cisumdawu merupakan jalan bebas hambatan pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan terowongan.
Inilah salah satu daya tariknya, karena terowongan ini dibangun menembus gunung sepanjang 472 meter di Rancakalong.
"Main road banyak permasalahan lahan dan cuaca ekstrem," sebut Yusrizal.
Adapun investasi untuk membangun Tol Cisumdawu senilai Rp 8,41 triliun, dengan perkiraan lalu lintas harian rata-rata (LHR) mencapai 23.229 kendaraan.
"Tarifnya kami hitung sekitar Rp 1.000 per kilometer," kata dia.
Jika kelak rampung, Tol Cisumdawu mampu memangkas jarak tempuh dari Bandung menuju Cirebon menjadi sekitar 45 menit.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/05/063000021/ckjt-minta-tambahan-pagu-pembebasan-lahan-tol-cisumdawu