Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Negara dan Dukungan Layanan Transportasi

Kompas.com - 27/08/2019, 22:38 WIB
Hilda B Alexander

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Senin (26/8/2019) Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengumumkan rencana pemindahan ibu kota negara, yakni sebagian berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja) dan Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Sepaku).

 

Kedua kecamatan ini berada di Provinsi Kalimantan Timur.

Alasan pemindahan ibu kota karena beban Jakarta dinilai sudah cukup berat sebagai pusat aktivitas bisnis, pemerintahan, dan jasa.

Menurut Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyaratakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, dampak nyata masalah kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang membebani Jakarta cukup parah.

"Butuh 3-5 jam untuk perjalanan ulang alik di Jakarta, kerugian ekonomi dampak kemacetan, polusi udara tinggi, pencemaran air sudah parah, dan rawan gempa," kepada Kompas.com, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Pemerintah Klaim Kuasai 90 Persen Lahan Calon Ibu Kota Baru

Di samping itu, beban Pulau Jawa semakin berat dengan masalah kepadatan penduduk. Sebanyak 54 persen dari total penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.

Djoko menuturkan, dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan, pilihan pada Provinsi Kalimantan Timur nampak lebih unggul dalam hal ketersediaan infrastruktur transportasi pendukung.

Wilayah yang dipilih terletak antara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sudah lama terhubung jalan nasional dan tidak lama lagi akan beroperasi Tol Samarinda-Balikpapan sepanjang 99,35 kilometer.

Provinsi Kalimantan Timur, kata Djoko, sudah memiliki dua bandara, yakni Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda yang baru beroperasi 24 Mei 2018.

Sudah tersedia pula Pelabuhan Semayang di Balikpapan dan Pelabuhan Samarinda di tepi Sungai Mahakam. Namun transportasi umum di kedua kota itu tidak sebaik di Jakarta.

Namun sayangnya, imbuh Djoko, layanan transportasi umum perkotaan sama dengan kota lain, makin buruk.

Meskipun sudah ada layanan bus AKAP rute Banjarmasin-Balikpapan-Samarinda. Ada juga layanan bus AKDP, angkutan bus perintis dan penerbangan perintis.

"Sekarang sedang dikerjakan Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara," sebut Djoko.

Kawasan hutan Bukit Soeharto, kilometer 50, Jl Poros Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (1/7/2018). TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN Kawasan hutan Bukit Soeharto, kilometer 50, Jl Poros Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (1/7/2018).
Kemajuan pekerjaan hingga Agustus 2019 sudah mencapai 68 persen, dan diprediksi selesai tahun 2021. Jika sudah terhubung, jarak perjalanan menjadi lebih pendek sekitar 30 kilometer dan waktu tempuh bisa 1 jam.

Juga tengah dilakukan proses lelang mencari investor untuk Tol Teluk Balikpapan sepanjang 7,9 kilometer. Tol ini menyediakan dua lajur untuk sepeda motor.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau