Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mart Polman
Direktur Utama Lamudi

Lahir di Belanda, April 1990, Mart Polman menyelesaikan pendidikan S1 Binsis Manajemen Internasional di Universitas Groningen, Belanda, pada 2014. Pada tahun yang sama, Mart menempuh pendidikan S2 Sekolah Bisnis dan Manajemen Universitas Rotterdam, Belanda, dan lulus pada 2015.

Sebelum menjadi Direktur Utama Lamudi pada 2015 hingga sekarang, Mart tercatat pernah mendirikan ChillSuits pada 2013, dan TruQ pada 2012. 

Menanti Gebrakan Jokowi di Sektor Properti

Kompas.com - 06/08/2019, 19:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selama ini pemerintah kesulitan mengontrol harga rumah karena harga tanah selalu naik. Untuk itu pemerintah bisa mencari atau menguasai tanah yang luas untuk dipersiapkan menjadi area perumahan.

Dengan demikian, saat dibuat untuk perumahan, tanah itu bisa dijual kembali dengan harga murah.

Solusi lainnya adalah mendorong dan memfasilitasi perusahaan BUMN untuk membangun hunian terjangkau bagi masyarakat.

Peran BUMN ini tentunya dapat menyeimbangkan pembangunan properti dari pengembang swasta, sehingga nantinya akan terjadi persaingan harga dan memperkaya pilihan properti bagi masyarakat.

2020 Membaik

Pembangunan infrastruktur masih menjadi fokus utama pada pemerintahan baru Presiden Jokowi. Sebagian besar proyek yang dibangun sebenarnya melanjutkan pengembangan proyek yang sudah berjalan.

Seperti Tol Trans Sumatera, kereta cepat Jakarta-Bandung, jembatan udara Papua, Jalan Trans Papua hingga jaringan 7 pelaburan terpadu.

Pengembangan infrastruktur ini sebenarnya menjadi pondasi utama pergerakan bisnis properti tanah air.

Dibukanya infrastruktur baru akan membantu mobilitas masyarakat, sehingga menumbuhkan minat membeli rumah di sekitaran kawasan, hal ini juga akan membuat harga residensial menjadi terdongkrak naik.

Contoh sederhananya seperti apa yang terjadi di Bandar Lampung. Berdasarkan data portal properti Lamudi Indonesia, harga residensial di kota ini pada kuartal I 2019 tumbuh 3 persen.

Kenaikan ini diperkirakan terjadi karena beroperasinya Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar.

Melihat kondisi ini, bisnis properti akan membaik tahun 2020 mendatang, karena memang pada saat itu, seluruh infrastruktur yang dibangun akan rampung dikerjakan, seperti Light Rail Rransit (LRT), kereta cepat Jakarta-Bandung, dan Tol layang Jakarta-Cikampek.

Selain itu, rencana perpindahan ibu kota ke Kalimantan juga bisa dijadikan salah satu indikator bergairahnya bisnis properti dalam negeri.

Pasalnya keberadaan ibu kota baru ini akan memicu pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya mendorong penjualan rumah ikut terdongkrak naik.

Tanda-tanda pergerakan ke arah positif tersebut sebenarnya sudah mulai terasa pada kuartal I- 2019.

Berdasarkan data BI, penjualan residensial tumbuh sebesar 23,77 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal IV-2018, serta lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 10,555 persen.

Terakhir, tidak berlebihan jika kami mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi yang telah mengeluarkan beragam kebijakan sebagai stimulan terhadap iklim bisnis properti.

Ke depannya kami berharap pemerintah bisa terus mengeluarkan gebrakan baru untuk memperbaiki masalah perekonomian, suku bunga dan melambungnya harga properti.

Hal ini karena ketiganya merupakan hal fundamental yang perlu diperhatikan untuk mengulang masa keemasan bisnis properti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com