Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Tinggal Department Store, Tren Masa Depan: Grab and Go

Kompas.com - 30/07/2019, 20:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Selain itu, toko tanpa kasir yang terhubung dengan aplikasi smart phone  kian agresif hadir di pusat perbelanjaan di Jakarta, di mana pembeli dapat lebih menghemat waktu dan tidak perlu mengantre untuk pembayaran.

Martin menjelaskan, untuk tren di dunia fashionhigh-end brand terpecah menjadi dua segmen pasar yaitu Generasi X dan Generasi MilenialZentenial.

Merek-merek arus utama mewah semacam Hermes, Dior, Gucci, Zegna dan semacamnya masih diminati oleh Generasi X.

Sedangkan merek-merek seperti Kenzo, Balenciaga, Supreme, Off-White, CDG, Bape menjadi produk bergengsi bagi Generasi Milenial dan Zentenial.

Kedua jenis segmen high-end brand tersebut bersama-sama akan menempati koridor premium di mal-mal utama.

Baca juga: Lippo Bakal Bangun Mal Terbesar se-Indonesia

Toko-toko busana street wear style yang tidak harus dirancang oleh desainer ternama tetapi oleh desainer home-grown  yang menyasar kalangan milenial dan zentenial diprediksi semakin berkembang.

"Khususnya di mal premium dan modern di Jakarta dan kota besar lainnya," sambung Martin.

Bagaimana dengan pusat belanja yang masih mengalami kekosongan akibat putus hubungan dengan department store?

Para pengelolanya, imbuh Martin, akan membidik pemain Co-Working Space sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat hunian.

Kinerja ritel

Adapun selama kuartal II-2019, Leads Property mencatat, pasokan ruang ritel di Jakarta hanya mengalami pertambahan sekitar 10.000 meter persegi yang berasal dari De Entrance @ Arkadia Park, sebuah fasilitas ritel di koridor TB Simatupang.

Pertambahan ini menyebabkan pasokan kumulatif sektor ritel di Jakarta mencapai angka 3,29 juta meter persegi. Dibandingkan kuartal sebelumnya, pasokan kumulatif hanya bergerak 0,3 persen.

Sedangkan segmen permintaan relatif stabil. Hal ini karena masih banyak penyewa yang bertahan di pusat perbelanjaan karena semakin terbatasnya pengembangan pusat perbelanjaan di Jakarta.

Namun, dalam hal permintaan, sebagian besar masih berasal dari F&B serta busana. Beberapa penyewa F&B yang berekspansi dan atau membuka outlet baru adalah Toast Box, Fore, Denny’s Restaurant, Janji Jiwa dan Eatlah.

Baca juga: Ruang Kosong Pusat Belanja di Jakarta Terus Bertambah

Cukup banyak merek kedai kopi dengan harga terjangkau bermunculan di sektor ritel, baik di mal maupun di fasilitas ritel gedung perkantoran. Bahkan mereka juga memasuki beberapa mal mewah.

Sedangkan untuk kategori busana, permintaan berasal dari EA7, Coach, Bally, Long Champ, Hugo Boss yang pada umumnya menempati mal kelas atas dan mewah.

Adapun harga sewa dasar ruang ritel secara rata-rata mencapai Rp 876.800 per meter persegi per bulan.

Dengan kata lain tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan dari kuartal sebelumnya,  yaitu bertumbuh 0,74 persen.

Harga sewa tersebut merupakan harga sewa untuk penyewa non-anchor di lantai dasar yang merupakan tempat paling mahal.

Sedangkan untuk lantai tipikal berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp 700.000 per meter persegi per bulan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com