JAKARTA, KOMPAS.com - Millennials kill eveything, judul buku yang ditulis Yuswohady ini mungkin ada benarnya.
Milenial-lah yang kini mengambil peran signifikan dalam mengubah sebagian, atau bahkan semua lini kehidupan.
Termasuk menentukan masa depan konsep pusat belanja yang bakal mati, atau mampu bertahan dan bernafas panjang.
Riset terbaru Leads Property Indonesia menyebutkan, bahwa milenial tidak lagi berkunjung ke department store besar yang menjajakan barang dalam jumlah masif dalam ruangan demikian luas.
Sebaliknya, milenial lebih to the point memilih merek-merek yang mereka minati sesuai kantong, dan juga yang sedang tren.
Oleh karena itu, para pengembang dan pengelola pusat belanja tidak lagi menargetkan department store sebagai penyewa utama atau anchor tenant.
Baca juga: Bangun 15 Pusat Belanja, NWP Retail Siapkan Rp 2,8 Triliun
"Namun, brand-brand busana dengan harga terjangkau sekaligus fashionable yang lebih memegang peran sebagai anchor tenant seperti H&M, Zara, Uniqlo, dan MAX Fashion," tutur Senior Manager Reserach and Consultancy Leads Property Indonesia Samuel Martin Hutapea kepada Kompas.com, Selasa (30/7/2019).
Menurut Direktur Ciputra Group Harun Hajadi, pusat belanja yang tengah dibangun lebih banyak fasilitas untuk aktivitas dan experience.
"Fasilitas ini untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan komunitas, olahraga, dining experience, hiburan, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh keluarga muda, dan kalangan milenial," kata Harun.
Ciputra mengalokasikan anggaran untuk Mal CitraLand Surabaya sekitar Rp 400 miliar dan ditargetkan beroperasi pada 2022 mendatang.
Sementara untuk pusat perbelanjaan premium dan menengah ke atas, konsep food and beverages (F&B), hiburan, dan gaya hidup diprediksi akan mendominasi ruang sewa.
Baca juga: Bukan Trade Center, Ciputra Memilih Bangun Tiga Mal Sewa
Menurut Martin, konsep pusat belanja konvensional akan makin tersingkir, dan mungkin bertahan untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah ke bawah di kota-kota lapis kedua dan ketiga.
Sedangkan di pusat kota Jakarta sendiri, hadirnya moda raya terpadu (MRT) akan makin menggenjot perkembangan ruang ritel berkonsep grab and go.