Suzanne Godley, orang di balik renovasi bus ini mengatakan, bus ini dapat dipesan dengan harga 99 poundsterling atau sekitar Rp 1,8 juta per malamnya.
Gagasan untuk mengubah bus menjadi perpustakaan mulai berkembang. Banyak pemerintah kota atau daerah yang mulai mengembangkan perpustakaan berjalan.
Biasanya perpustakaan keliling itu dibangun dari alat transportasi yang mudah ditemukan, seperti mobil dan bus.
Seperti contohnya di Afghanistan. Melansir Al Jazeera dua buah bus diubah menjadi perpustakaan berjalan yang dipenuhi buku bacaan anak-anak.
Proyek perpustakaan bus yang diberi nama Charmaghz itu, diinisiasi oleh Freshta Karim, pemilik gelar master bidang kebijakan publik dari Universitas Oxford, Inggris.
Bus yang digunakan Karim untuk dijadikan perpustakaan tersebut disediakan oleh Kementerian Perhubungan Afghanistan.
Sedangkan kursi-kursi di dalamnya, merupakan sumbangan dari berbagai organisasi maupun perorangan.
Pemberitaan Kompas.com 1 Juli 2015 menyebutkan, di dalam bus juga tersedia pelayan yang akan melayani penumpang. Bus itu dimodifikasi ehingga dapat menampung 24 orang dalam sekali perjalanan.
Uniknya, di penumpang tidak diperkenankan turun sewaktu-waktu.
Mereka harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan sehingga tidak mengganggu jalannya pelayan saat menyediakan makanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.