Setelah mencapai tempat istirahat di KM 86 A Jalan Tol Cipali, Alam langsung menggelar tikar untuk menyantap makan malam yang dia bawa dari rumah.
"Tak kebagian tempat di rest area, jadi kami gelar tikar di jalan (bahu jalan)," tambah Alam.
Dengan kota tujuan Sragen, Alam memperkirakan waktu tempuh efektif sekitar 8 jam hingga 10 jam. Waktu tempuh ini lebih singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya ketika Tol Trans-Jawa belum terwujud.
"Kami bisa sampai rumah 24 jam kemudian. Itu kalau kondisi lalu lintas normal. kalau lagi macet, bisa dua hari dua malam," sebut Alam.
Untuk menuju Sragen, Alam harus mengeluarkan dana sekitar Rp 400.000 untuk BBM, dan Rp 380.000 untuk membayar tol.
"One way"
Baik Larasati, Suratman, maupun Alam sepakat, bahwa perjalanan mudik saat ini dilalui tanpa rasa khawatir terjebak macet panjang berjam-jam.
"Mungkin karena ada rekayasa lalu lintas one way ya. Jadi perjalanan lancar-lancar saja," kata Suratman.
"Tak ada kendala, walau banyak kendaraan roda dua, bus, dan juga lampu merah," sebut dia.
Sementara Alam merasakan, kembali menemui kerabat dan handai taulan adalah tujuan utamanya.
"Lebih bersyukur ketika semua berjalan sesuai rencana. Pembangunan infrastruktur memang terasa manfaatnya," tuntas Alam yang diamini Suratman.
Untuk diketahui, rekayasa lalu linats one way diberlakukan pada Kamis (30/5/2019) mulai dari KM 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 263 Brebes Barat di Jalan Tol Pejagan-Pemalang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.