Saat ini, jaringan tol yang sudah terhubung antara Merak sampai Probolinggo Timur sepanjang 965 kilometer.
Adapun untuk Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4 masih dalam proses perubahan rencana usaha.
Sedangkan ruas tol terakhir Trans Jawa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yakni Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ditargetkan beroperasi seluruhnya pada 2025 mendatang.
Sebagaimana dikatakan Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi Dominicus Hari Pratama kepada Tim Merapah Trans Jawa 4 Kompas.com, Selasa (28/5/2019).
Menurut Hari, jika tidak ada kendala berarti termasuk masalah pembebasan lahan, proses konstruksi jalan tol yang dirancang sepanjang 172,90 kilometer ini akan berjalan mulus.
"Kami bersinergi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat, dan beberapa instansi lainnya, supaya proses pembebasan lahan dan kemudian pembangunan berjalan lancar. Sekitar 2025 sudah beroperasi," tutur Hari.
Dia memerinci, Tol Probowangi akan dibagi ke dalam tiga Seksi. Seksi I Probowangi sepanjang 31,2 kilometer yang mencakup dua simpang susun yakni SS Kraksaan dan SS Paiton.
Pengukuran tanah untuk Seksi I sudah selesai dilaksanakan, tinggal eksekusi pembebasan lahan yang diserahkan kepada Kantor Wilayah BPN Probolinggo.
Akhir 2019 diharapkan pembebasan lahan selesai dilakukan untuk kemudian konstruksi fisik jalan tol dimulai paling lambat awal 2020.
"Tapi karena ruasnya paling panjang, mungkin konstruksinya pertengahan 2020 mendatang," sambung Hari.
Terakhir Seksi III Probowangi sepanjang 31,8 kilometer dengan SS Ketapang.
Dengan demikian, Tol Probowangi sejatinya menghubungkan tiga kota/kabupaten yakni Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi.
Terdapat 8 rest area atau tempat istirahat Tipe A di sepanjang jalan tol ini dengan masing-masing empat di kedua jalur A dan B. Selain itu, pengelola juga akan menambah rest area Tipe B.