"Distribusi beban kan ada larangan truk. Itu mutlak kalau ingat tahun lalu naiknya 88 persen traffic-nya terhadap normal," kata Raddy.
Menurut dia, selama ini banyak truk over dimension over load (ODOL) yang melintasi tol sepanjang 73 kilometer tersebut.
Kedua, optimalisasi kapasitas Gerbang Tol Cikarang Utama dengan memindahkan ke GT Cikampek Utama di KM 70 dan GT Kalihurip Utama di KM 68.
"Dampaknya, mulai dari GT Gerbang Cibatu, Cikarang Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip itu semua naik kapasitasnya," imbuh dia.
Raddy menjelaskan, bila tak dipindahkan, diperkirakan 150.000 kendaraan akan melintasi GT Cikarang Utama saat puncak arus mudik. Jumlah tersebut naik bila dibandingkan tahun lalu sejumlah 130.000 kendaraan.
Baca juga: Catat, Tarif Tol Jakarta-Malang Selama Mudik Lebaran
"Tapi karena ini sudah digeser ke sini (Cikampek Utama), itu sudah berkurang hampir separuhnya. Di Cikarang Utama kalau hari-hari biasa 65.000, di sini 27.000 kendaraan," kata Raddy.
Ia menambahkan, tak kurang dari 77.000 kendaraan akan melintas saat mudik dan 83.000 kendaraan akan melintas saat balik Lebaran.
Namun, bila skenario sistem satu arah atau one way diterapkan, diperkirakan jumlah kendaraan yang melintas akan naik, yaitu 90.000 kendaraan saat arus mudik dan 98.000 kendaraan saat arus balik.
Jurus terakhir yaitu menghentikan seluruh pekerjaan proyek infrastruktur yang ada di koridor Jakarta-Cikampek dan mengoptimalkan tempat istirahat/tempat istirahat dengan pelayanan (TI/TIP) yang ada.