Hal ini mengemuka dalam paparan Persiapan Jalur Lebaran 2019 di Jalan Tol oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sementara titik lainnya yang dianggap sebagai simpul kemacetan adalah Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama, yang kemudian direlokasi ke GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama.
Gerbang baru ini secara resmi beroperasi pada Kamis (23/5/2019) mulai pukul 00.00 WIB, sebagaimana dipastikan oleh Kepala BPJT Danang Parikesit.
"GT Cikampek Utama secara fungsional sudah bisa digunakan," kata Danang kepada Kompas.com.
Kembali pada SS Cikunir, bagian dari infrastruktur jalan ini merupakan penghubung antara Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Dalam pantauan udara Kompas.com yang dilakukan pada Rabu (22/5/2019) pagi hingga menjelang siang, SS Cikunir memang terlihat dipadati kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraann logistik yang masuk kategori Golongan III, IV dan V.
Namun demikian, kondisi padat merayap tersebut menurut GM Jasamarga Cabang Jakarta Cikampek Raddy R Lukman merupakan imbas dari ditutupnya dua lajur Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Penutupan dua lajur dari empat lajur dilakukan sejak KM 29 A atau dekat Kali Cikarang.
Adapun pemicu antrean panjang kendaraan adalah bergesernya Steel I-Girder (SIG) atau balok baja Proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Elevated) dari truk multi-axle.
Kecelakaan yang terjadi pada pukul 04.00 WIB di KM 28+600 ini menutup satu lajur jalan.
"Untuk mengatasi antrean panjang kendaraan, kami memberlakukan sistem lalu lintas contraflow," terang Raddy menjawab Kompas.com, Rabu (22/5/2019).
Informasi terakhir yang diterima, proses evakuasi SIG selesai dilakukan sekitar pukul 12.00 WIB siang, dan kondisi lalu lintas berangsur normal kembali.
Jurus yang diterapkan Jasamarga Cabang Jakarta Cikampek untuk mengatasi kemacetan adalah melakukan distribusi beban kendaraan.
"Distribusi beban kan ada larangan truk. Itu mutlak kalau ingat tahun lalu naiknya 88 persen traffic-nya terhadap normal," kata Raddy.
Kedua, optimalisasi kapasitas Gerbang Tol Cikarang Utama dengan memindahkan ke GT Cikampek Utama di KM 70 dan GT Kalihurip Utama di KM 68.
"Dampaknya, mulai dari GT Gerbang Cibatu, Cikarang Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip itu semua naik kapasitasnya," imbuh dia.
Raddy menjelaskan, bila tak dipindahkan, diperkirakan 150.000 kendaraan akan melintasi GT Cikarang Utama saat puncak arus mudik. Jumlah tersebut naik bila dibandingkan tahun lalu sejumlah 130.000 kendaraan.
"Tapi karena ini sudah digeser ke sini (Cikampek Utama), itu sudah berkurang hampir separuhnya. Di Cikarang Utama kalau hari-hari biasa 65.000, di sini 27.000 kendaraan," kata Raddy.
Ia menambahkan, tak kurang dari 77.000 kendaraan akan melintas saat mudik dan 83.000 kendaraan akan melintas saat balik Lebaran.
Namun, bila skenario sistem satu arah atau one way diterapkan, diperkirakan jumlah kendaraan yang melintas akan naik, yaitu 90.000 kendaraan saat arus mudik dan 98.000 kendaraan saat arus balik.
Jurus terakhir yaitu menghentikan seluruh pekerjaan proyek infrastruktur yang ada di koridor Jakarta-Cikampek dan mengoptimalkan tempat istirahat/tempat istirahat dengan pelayanan (TI/TIP) yang ada.
https://properti.kompas.com/read/2019/05/22/233452221/simpang-susun-cikunir-simpul-kemacetan-tol-jakarta-cikampek