Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Lewat Tol Bisa Hemat Biaya 30 Persen

Kompas.com - 07/02/2019, 21:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, perjalanan yang dilakukan lewat jalan tol bisa menghemat biaya paling tidak 30 persen dibanding melalui jalan arteri untuk tujuan yang sama.

Dia mengungkapkan hal itu sehubungan dengan keluhan para pengusaha logistik tentang mahalnya tarif Jalan Tol Trans-Jawa.

Mereka mengatakan harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk perjalanan angkutan logistiknya.

“Jika dihitung untuk tujuan yang sama, minimal menghemat 30 persen,” ucap Herwidiakto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/2/2019).

Penghematan itu dengan melihat standar yang sama dalam penghitungan biaya operasional kendaraan yang digunakan.

Baca juga: Tarif Tol Trans-Jawa, Mahal Tapi Tidak Bikin Stres

Dia menuturkan, seharusnya pengusaha logistik tidak hanya memikirkan biaya yang harus diberikan kepada pengemudi angkutannya untuk membayar tarif tol, melainkan juga faktor lainnya seperti efisiensi.

“Harusnya pengusaha logistik jangan melihat tambahan biaya tol ke sopir, tapi harus dilihat juga unsur-unsur biaya lainnya,” imbuh Herwidiakto.

Unsur lain yang dimaksud yakni menyangkut faktor teknis dan non-teknis. Faktor teknis itu berupa kondisi mesin kendaraan yang digunakan dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Suasana jalan tol Tangeang-Jakarta saat uji coba sistem ganjil genap di Pintu Tol Kunciran 2, Tangerang, Banten, Senin (16/4/2018). Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menargetkan, kebijakan sistem ganjil-genap di tol Tangerang-Jakarta bisa mengurangi kepadatan menuju Jakarta hingga 50 persen.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBEL Suasana jalan tol Tangeang-Jakarta saat uji coba sistem ganjil genap di Pintu Tol Kunciran 2, Tangerang, Banten, Senin (16/4/2018). Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menargetkan, kebijakan sistem ganjil-genap di tol Tangerang-Jakarta bisa mengurangi kepadatan menuju Jakarta hingga 50 persen.
Sementara faktor non-teknis yakni kemacetan yang dialami di jalan, waktu perjalanan, serta keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan.

“Pikirkan juga soal efisiensi dan penghematan. Kendaraan awet, misalnya mesin tidak aus karena sebelumnya sering berhenti di traffic light, remnya, dan BBM. Juga soal waktu, ada pasar tumpah, dan kenyamanan. Di tol tidak stres karena bersaing dengan roda dua, dan faktor lain,” ucapnya.

Herwidiakto menambahkan, para pengusaha juga jangan hanya memikirkan perhitungan jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang.

Menurut dia, jika berbagai unsur tadi dipertimbangkan secara matang, maka biaya perjalanan melalui jalan tol akan lebih murah.

Baca juga: Tarif Tol Trans-Jawa Didiskon 15 Persen Selama 2 Bulan

“Kalau semua dihitung jangka panjang, biaya tidak masuk tol jadi lebih mahal,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel mengatakan, penerapan tarif di sepanjang Tol Trans-Jawa berpengaruh signifikan terhadap struktur pengeluaran perusahaan truk.

Dibandingkan melalui jalur tol, para pengusaha truk pun lebih memilih untuk lewat jalur pantura.

"Jadi kita berharap bisa dipertimbangkan untuk tarif tol, di-adjust, ditinjau kembali. Sementara yang dilakukan teman-teman Aptrindo ya sebagian tidak lewat jalan tol. Mereka memilih jalur pantura biasa," ujar Nofrisel.

Para pengusaha pun mengeluhkan mahalnya tarif tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Pasalnya, pemerintah tengah berupaya meningkatkan kinerja logistik dalam negeri untuk mendorong ekspor.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif Tol Trans-jawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau