Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Tol Trans-Jawa, Mahal Tapi Tidak Bikin Stres

Kompas.com - 07/02/2019, 19:14 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pengusaha logistik mengeluhkan mahalnya tarif jalan Tol Trans-Jawa. Mereka mengaku harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk perjalanan angkutan barangnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan, semestinya pengusaha tidak hanya melihat biaya tambahan yang harus diberikan kepada pengemudi angkutannya untuk membayar tarif tol, tetapi juga mesti mempertimbangkan faktor lain.

“Harusnya pengusaha logistik jangan melihat tambahan biaya tol ke sopir, tapi harus dilihat juga unsur-unsur biaya lainnya,” ujar Herwidiakto kepada Kompas.com, Kamis (7/2/2019).

Unsur lain yang dimaksud yaitu faktor teknis dan non-teknis. Faktor teknis berupa kondisi mesin kendaraan yang digunakan dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Sementara faktor non-teknis yakni kemacetan yang dialami di jalan, waktu perjalanan, serta keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan.

Baca juga: Tarif Tol Trans-Jawa Didiskon 15 Persen Selama 2 Bulan

“Pikirkan juga soal efisiensi dan penghematan. Kendaraan awet, misalnya mesin tidak aus karena sebelumnya sering berhenti di traffic light, remnya, dan BBM. Juga soal waktu, ada pasar tumpah, dan kenyamanan. Di tol tidak stres karena bersaing dengan roda dua, dan faktor lain,” ucapnya.

Herwidiakto menambahkan, para pengusaha juga jangan hanya memikirkan perhitungan jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang.

Menurut dia, jika berbagai unsur tadi dipertimbangkan secara matang, maka biaya perjalanan melalui jalan tol akan lebih murah.

“Kalau semua dihitung jangka panjang, biaya tidak masuk tol jadi lebih mahal,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel mengatakan, penerapan tarif di sepanjang Tol Trans-Jawa berpengaruh signifikan terhadap struktur pengeluaran perusahaan truk.

Dibandingkan melalui jalur tol, para pengusaha truk pun lebih memilih untuk lewat jalur pantura.

 "Jadi kami berharap bisa dipertimbangkan untuk tarif tol, di-adjust, ditinjau kembali. Sementara yang dilakukan teman-teman Aptrindo ya sebagian tidak lewat jalan tol. Mereka memilih jalur pantura biasa," ujar Nofrisel.

Para pengusaha pun mengeluhkan mahalnya tarif tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Pasalnya, pemerintah tengah berupaya meningkatkan kinerja logistik dalam negeri untuk mendorong ekspor.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif Tol Trans-jawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau