JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas yang gencar diwujudkan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Percepatan dilakukan untuk meningkatkan konektivitas wilayah, daya saing ekonomi nasional, dan menekan tingkat kesenjangan antar-daerah.
Ada beberapa jenis infrastruktur nasional yang dibangun oleh pemerintah, antara lain konektivitas, transportasi, energi, sumber daya air, permukiman, dan komunikasi.
Masifnya pembangunan tersebut tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pemerintah tidak bisa membiayai sendiri melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Karena itu, pemerintah membuka kesempatan kepada swasta untuk ikut terlibat melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Terdapat sejumlah perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik negara (BUMN) yang berpartisipasi membangun infrastruktur. Mereka melakukan investasi dengan nilai triliunan Rupiah.
Baca juga: Tol Balikpapan-Samarinda Peroleh Kredit Sindikasi Rp 6,980 Triliun
Mereka juga melibatkan perbankan, terutama pelat merah untuk membiayai proyek infrastruktur tersebut.
Paling tidak ada tiga bank nasional sebagai BUMN yang berpartisipasi dalam pembiayaan infrastruktur, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Menurut catatan Kompas.com, Bank Mandiri sudah menyalurkan kredit untuk infrastruktur sebesar Rp 169,8 triliun hingga kuartal III-2018. Jumlah itu sekitar 63,9 persen dari total komitmen yang diberikan sebesar Rp 265,7 triliun.
"Bank Mandiri juga berkontribusi menyukseskan agenda pembangunan sesuai moto Mandiri Hadir untuk Negeri, khususnya untuk infrastruktur," ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Kucuran kredit infrastruktur itu mengalami pertumbuhan 28,6 persen jika dibandingkan dengan kuartal III-2017.
Kemudian, dari data yang diperoleh pada Januari 2019, tertulis kredit yang digelontorkan Bank Mandiri sebesar Rp 182,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur pada 2018. Jumlah itu merupakan peningkatan 29,3 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah total kucuran kredit itu digunakan untuk tiga jenis pembangunan, yaitu jalan tol, kelistrikan, dan transportasi.
Baca juga: Pinjaman Tahap Pertama MRT Fase 2 Rp 9,4 Triliun
Untuk jalan tol, jumlah kredit yang digelontorkan terbilang paling kecil, yaitu Rp 15,9 triliun. Lalu untuk kelistrikan senilai Rp 34 triliun. Siraman kredit paling besar adalah untuk transportasi, yakni Rp 39,5 triliun.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Herry Sidharta menuturkan, BNI telah menyalurkan kredit investasi sebesar Rp 137,7 triliun dalam 10 bulan pertama tahun 2018.