Dua lantai yang berada di atas tanah berfungsi sebagai ruang resepsionis, restoran, dan sejumlah ruang pertemuan.
Adapun kolam renang dan ruang pertemuan lainnya terletak di tepi danau, yang posisinya 14 lantai di bawah permukaan tanah.
Sedangkan dua lantai paling bawah berisi restoran dan sejumlah kamar tidur yang langsung menghadap ke akuarium bawah laut.
Pembangunan hotel unik yang berlokasi di bekas proyek pertambangan ini memberikan tantangan kepada para perancangnya.
Butuh 12 tahun bagi mereka untuk mendesain dan membangun struktur yang melekat ke dinding lokasi tambang itu.
"Menurut saya, tantangan terbesarnya adalah merancang bangunan yang memenuhi aturan seismik dan belum pernah dibuat sebelumnya. Semacam bangunan tinggi yang diikat di kedua ujungnya, seperti pengeruk tanah terbalik," imbuh Jochman.
Namun, ada pula berbagai masalah teknis dan operasional terkait dengan bangunan di lokasi yang unik dan sulit seperti itu, antara lain mengenai jalur keselamatan saat terjadi kebakaran, banjir, bahkan ketika batu yang berjatuhan.
Dia merasa yakin bahwa hotel ini bisa menjadi contoh bagi bangunan lain tentang cara mengembangkan suatu lokasi industri yang tidak terpakai lagi.
Meskipun dulunya area pertambangan, tetapi kemudian bisa diremajakan dan digunakan kembali untuk tujuan komersial.
"Kami sudah mengerjakan Eden Project di Cornwall, Sunway di Kuala Lumpur, dan proyek lainnya, tetapi Shimao Wonderland Intercontinental menjadi inspirasi luar biasa mengenai cara memanfaatkan situs usang yang ternyata bisa digunakan untuk bersenang-senang, yaitu dengan menyeimbangkan antara manusia dan lingkungan buatan," pungkas Jochman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.