Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Baca: Ini Trik Bagi Karyawan Bergaji UMR Bisa Punya Rumah

Kompas.com - 26/01/2019, 09:59 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beberapa artikel yang perlu diketahui pembaca kanal Properti Kompas.com.

Salah satunya yaitu siasat pengembang menarik generasi milenial sebagai calon pembeli properti potensial.

Selain itu, ada pula cara bagi Anda yang mempunyai penghasilan UMR atau masih pas-pasan untuk bisa mewujudkan cita-cita mempunyai rumah idaman. 

Untuk mengetahui informasi lengkapnya, simak lima artikel yang wajib dibaca hingga Sabtu (26/1/2019) ini:

1. Siasat Menarik Milenial Beli Rumah 

Banyak pemain properti yang menggunakan terminologi milenial sebagai gimmick jualan, tetapi mereka tidak memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dengan istilah tersebut.

Studi Rumah123 Property Outlook 2019 menunjukkan, milenial dengan rentang usia 30-35 tahun menjadi kelompok usia early majority dalam pembelian properti (34 persen). Kecenderungan ini diprediksi meningkat seiring pertumbuhan daya beli mereka.

Lalu, bagaimana cara menarik milenial sebagai calon pembeli properti yang dinilai potensial?

Berita selengkapnya: Siasat Menarik Milenial Beli Rumah

2. Karyawan Bergaji UMR Bisa Punya Rumah, Simak Caranya... 

Ilustrasi rumah.Kementerian PUPR Ilustrasi rumah.

Harga rumah naik setiap tahun. Sering kali angka kenaikannya tidak berbanding lurus dengan jumlah penghasilan seseorang.

Terlebih bagi karyawan yang memiliki gaji pas-pasan, termasuk mereka dengan penghasilan di kisaran upah minimum regional (UMR).

Namun, sebenarnya untuk Anda yang mempunyai penghasilan pas-pasan atau setara UMR masih bisa mewujudkan cita-cita mempunyai rumah idaman asalkan mengetahui caranya.

Mau tahu caranya?

Selengkapnya baca di sini: Karyawan Bergaji UMR Bisa Punya Rumah, Simak Caranya...

3. Mengenal Program Rumah MBR Plus 

Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI) mengusulkan program Rumah MBR Plus demi mengakomodasi kalangan masyarakat berpendapatan sedikit di atas ketentuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Sekretaris Jenderal DPP REI Paulus Totok Lusida mengatakan, sasaran program MBR Plus yaitu masyarakat dengan gaji sedikit di atas upah minimum regional (UMR) yang ingin memiliki hunian dekat pusat aktivitas.

Bagaimana penjelasan tentang program rumah MBR Plus?

Berita selengkapnya: Mengenal Program Rumah MBR Plus

4. Dalam 3 Tahun, Jumlah Kontraktor Besar Turun 15 Persen 

Ilustrasi konstruksi.
Getty Images/iStockphoto Ilustrasi konstruksi.

Jumlah badan usaha jasa konstruksi (BUJK) besar, kontraktor maupun konsultan, mengalami penurunan 15 persen selama periode 2015 hingga 2018.

Namun, pada saat yang sama, BUJK skala kecil dan menengah mengalami peningkatan. Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), selama periode 2015-2018, jumlah BUJK kecil mengalami kenaikan sebesar 14 persen, sementara BUJK menengah sebesar 35 persen.

Mengapa perubahan itu bisa terjadi?

Berita selengkapnya: Dalam 3 Tahun, Jumlah Kontraktor Besar Turun 15 Persen

5. Jepang Menjelang "5.0 Society" dan Era Menikmati Hidup 

Transformasi digital telah mengubah berbagai kebiasaan dan cara hidup masyarakat dan kalangan industri.

Pemerintah Jepang sudah mulai memperkenalkan Society 5.0 atau masyarakat 5.0 di mana teknologi digital diaplikasikan dan berpusat pada kehidupan manusia.

Apa tujuan penerapan ini konsep ini dan bagaimana penerapannya? 

Berita selengkapnya: Jepang Menjelang 5.0 Society dan Era Menikmati Hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau