JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara untuk menciptakan pusat pertumbuhan perekonomian yang baru yaitu dengan cara membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang merata, maka pertumbuhan pusat perekonomian pun juga akan merata.
Peneliti Suropati Syndicate Alhe Laitte menuturkan, pemerataan pembangunan tak selalu harus berupa infrastruktur konektivitas seperti jalan nasional, jalan tol atau jembatan. Tetapi juga dapat berupa infrastruktur lainnya.
"Pembangunan infrastruktur seperti jalan, rumah sakit, pembangkit listrik adalah wahana untuk menumbuhkan pusat perekonomian baru. Tanpa itu, mustahil ada pertumbuhan pusat perekonomian baru," kata Alhe dalam diskusi bertajuk 'Milenial Bicara Infrastruktur' di Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Baca juga: Beda Prabowo dan Jokowi Soal Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur ini, ia menambahkan, sebenarnya bukan baru dilakukan sejak era Presiden Joko Widodo. Jauh sebelumnya, yaitu pada masa Presiden kedua RI, Soeharto, infrastruktur sudah dibangun.
Namun, Alhe menyayangkan, infrastruktur yang dibangun cenderung Jawa sentris atau berpusat di Pulau Jawa. Sementara wilayah lainnya kurang mendapat perhatian.
"Daerah luar Jawa sering kali tidak ada insentif untuk menciptakan pusat pertumbuhan perekonomian baru," kata Alhe.
Koordinator Relawan Milenial Jokowi-Amin Pradana Indraputra menilai, infrastruktur yang telah dibangun pemerintah saat ini sebenarnya tak untuk dinikmati saat ini saja.
Sebagai contoh, pembangunan bandara di daerah-daerah. Dengan keberadaan bandara baru tersebut, membuka kesempatan bagi generasi milenial untuk dapat menjelajah tempat lain dengan menggunakan pesawat terbang.
Hal lain, sebut dia, pembangunan menara telekomunikasi di daerah yang dinilai mampu memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan akses internet.
Baca juga: Ini Tarif Lengkap Tol Trans-Jawa dari Merak hingga Pasuruan
"Jokowi tidak hanya berbicara sekarang atau hari ini, tapi masa depan. Pembukaan pelabuhan baru dan jalan baru, bermanfaat untuk kalangan milenial di daerah untuk bisa melihat dunia luar," imbuh Pradana.
Sementara itu, peneliti INDEF Bima Yudhistira mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah saat ini sudah cukup baik.
Meski demikian, pemerintah juga harus mulai mengupayakan pembangunan ekonomi dapat lebih merata. Terutama, dengan melibatkan kelompok milenial.
Sebagai contoh, saat ini banyak milenial yang cenderung lebih tertarik bekerja di bisnis jasa serta sektor e-commerce. Jarang ada milenial yang tertarik terjun ke industri pertanian.
Padahal, pada saat yang sama, pemerintah tengah membangun banyak bendungan sebagai salah satu sumber air baku untuk menggenjot produksi pangan.
Baca juga: 4 Bendungan Mulai Diisi Air Bulan Depan
Tentu, menjadi kekhawatiran bila kelak generasi petani di daerah semakin berkurang, sementara kebutuhan akan pangan kian meningkat.
"Jadi percuma bendungan dan jalan dibangun tapi kaum milenial enggak mau masuk sektor pertanian. Kita tertinggal jauh dengan negara-negara di Asia Tenggara," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.