Pada masa itu, masyarakat yang ingin pergi berhaji memanfaatkan kapal laut.
Baca juga: Dicat Serampangan, Revitalisasi Kota Tua Surabaya Menuai Kritik
Pemerintah Hindia Belanda kala itu khawatir, para peziarah yang berangkat haji akan menjadi pemberontak.
Oleh karenanya, pemerintah kolonial kemudian mengeluarkan peratruran yang mewajibkan para haji dan calon haji untuk memiliki surat perjalanan. Mereka juga dikarantina di pulau ini.
Belanda kemudian membuat pulau ini penuh perhitungan dengan membangun dermaga, benteng, gudang mesiu, bastion, dan kincir angin untuk menggerakkan gergaji kayu.
Kincir angin dibangun di sisi utara karena angin lebih kuat. Adapun galangan kapal dibangun menghadap Pulau Cipir.
Namun, sejak pelabuhan Tanjung Priok dibangun, pamor Pulau Onrust perlahan memudar. Pada 1883, tsunami akibat letusan Gunung Krakatau meluluhlatakkan kawasan Onrust.
Lalu pada masa pendudukan Jepang, pulau ini difungsikan sebagai tempat pengasingan bagi tahanan politik dan orang-orang yang dianggap memberontak.
Tinggi barak penjara di pulau ini sekitar 1,5 meter dengan atap seng dan dikelilingi oleh kawat berduri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.