Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Adat Kupang Minta Pembangunan Jalan Perbatasan Dilanjutkan

Kompas.com - 18/12/2018, 23:23 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh adat di Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendatangi kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang, Selasa (18/12/2018).

Mereka mendesak pemerintah, segera melanjutkan pembangun jalan di jalur lintas selatan Pulau Timor, yang berbatasan dengan Australia.

Pembangunan jalan yang terhenti saat ini yakni jalan strategis dan akses perbatasan di ruas jalan Tablolong-Oelalus-Oepaha-Buraen-Terens-Rium, sepanjang 112,80 kilometer.

Pada ruas jalan itu, pemerintah melalui BPJN X Kupang, hanya membangun jalan beraspal sepanjang 32 kilometer. Sedangkan 80,8 kilometer belum ditangani.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Jembatan Petuk Kupang Berteknologi Pratekan

Ruas jalan itu menghubungkan empat kecamatan di Kabupaten Kupang, hingga Kabupaten Timor Tengah Selatan, Malaka sampai Timor Leste.

Perwakilan tokoh adat yang mendatangi BPJN X, berasal dari empat desa di Kecamatan Amarasi Selatan yakni Desa Sahraen, Tetraen, Buraen dan Nekmese.

Koordinator tokoh adat, Eli Mamun, mengatakan, warga di wilayahnya sudah sangat mengharapkan kelanjutan pembangunan jalan di beranda NKRI itu.

"Tujuan kami datang ke sini, agar pemerintah bisa melanjutkan pembangunan bagian selatan Pulau Timor, yang menghubungkan Terens ke Panite dan Terens menuju ke Sumlili," ucap Eli kepada Kompas.com, Selasa siang.

Pembangunan jalan yang terhenti saat ini yakni jalan strategis dan akses perbatasan di ruas jalan Tablolong-Oelalus-Oepaha-Buraen-Terens-Rium, sepanjang 112,80 kilometer.

Sigiranus Marutho Bere/Kompas.com Pembangunan jalan yang terhenti saat ini yakni jalan strategis dan akses perbatasan di ruas jalan Tablolong-Oelalus-Oepaha-Buraen-Terens-Rium, sepanjang 112,80 kilometer.
Menurut Eli, jalan tersebut dibangun sejak tahun 2015 dan 2017, tapi tidak dilanjutkan, sehingga jalan itu akhirnya jadi mubazir, karena tidak digunakan oleh warga.

"Jalan yang sudah dibangun itu mubazir karena jalan dari ujung timur ke barat tidak tersambung dan tidak bisa dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat," imbuhnya.

Padahal lanjut Eli, jalur jalan pada bagian selatan Pulau Timor justru menjadi dapur bagi Kabupaten Kupang dan NTT, karena sebagai daerah penghasil sayur, kelapa, pisang dan ubi.

Daerah selatan juga sebagai pemasok ternak sapi, ayam dan babi untuk Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

"Harapan kami, tahun ini diprogramkan dan mulai dilanjutkan pembangunan jalan tersebut hingga 2019, karena jalan ini sudah menjadi jalan strategis nasional, yang sudah masuk dalam RPJMN 2015-2019," ujar Eli.

Pihaknya juga berencana akan bertemu dengan Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis, untuk membicarakan hal itu.

"Dalam waktu dekat, kami berencana akan bertemu langsung Pak Fary untuk sampaikan masalah jalan ini dan kami yakin pasti ada solusi," kata dia.

Hal senada juga disampaikan tokoh adat lainnya, Yohanis Amos Sabuin.

Menurut Yohanis, wilayah selatan Pulau Timor, memiliki banyak obyek wisata menarik seperti Batu Tujuh, Batu Beraon dan Tanjung Terens, yang berlatar belakang perairan Australia.

"Akses jalan ini sangat penting. Ini lintas selatan merupakan batas negara demgan Australia dan menjadi garda terdepan indonesia, karena itu harus diperhatikan oleh pemerintah," kata Yohanis.

Sementara itu Kepala BPJN X Kupang Muktar Napitululu, yang sedang bertugas ke luar daerah, belum menerima informasi terkait kedatangan sejumlah tokoh adat itu.

Dirinya akan siap menampung aspirasi dari warga terkait pembangunan jalan itu.

"Ya kita akan tampung untuk dievaluasi sesuai kriteria baku yang berlaku," tuntas Muktar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com