Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akui Belum Punya Konsep Perumahan Berkelanjutan

Kompas.com - 14/12/2018, 11:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com - Pemerintah mengakui, hingga saat ini belum memiliki konsep perumahan berkelanjutan yang bisa diaplikasikan sepanjang waktu, kendatipun rezim kekuasaan berganti.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengungkapkan hal itu saat menjawab Kompas.com, Kamis (13/12/2018).

Menurut dia, konsep perumahan ideal yang berkelanjutan masih dalam proses penggodokan lima pilar yang berasal dari akademisi di seluruh perguruan tinggi Indonesia, pemerhati dan LSM serta komunitas dalam naungan "Griya Kita", The HUD Institute, Asosiasi Pengembang, dan Birokrasi.

Khalawi beralasan, bahwa tidak gampang menyelenggarakan sistem perumahan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Namun di sisi lain, kita didesak untuk segera dapat memenuhi kebutuhan hunian yang jumlahnya mencapai 800.000 unit pertahun," cetus Khalawi.

Baca juga: Pemerintah Bantah BUMN Monopoli TOD

Untuk itulah, pihaknya kemudian melakukan berbagai upaya percepatan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Satu di antara berbagai upaya itu adalah dengan mengimplementasikan hunian berbasis transit oriented development (TOD).

Kendati banyak kalangan mengkritik kebijakan ini karena dilakukan tanpa konsep yang jelas dan cenderung kontroversial, Khalawi memastikan konsep TOD harus terus berjalan.

"Kami menginisiasi dan BUMN yang mengerjakan. Ini kami buat paralel, konsep disiapkan sambil diimplementasikan," tambah Khawali.

Salah satu masalah yang menjadi sorotan berbagai kalangan adalah praktik komersialisasi berlebihan (over commercialization) atas hunian dan infrastruktur transportasinya.

BUMN yang mencoba merealisasikan konsep TOD hanya menganggap masyarakat kota sebagai konsumen yang menjadi obyek bisnis semata.

Padahal, menurut Ketua Ikatan Ahli Perencana Indonesia (IAP) Bernardus Djonoputro, keberadaan suatu kota tidak terjadi begitu saja.

Baca juga: TOD di Indonesia Tak Lebih dari Komersialisasi Stasiun

Segala kebaikan dan keburukannya tergantung dari pemerintah yang mengatur dan masyarakat yang hidup di kota tersebut.

Pelaku pengembangan hunian berkonsep TOD (terutama BUMN) hanya memikirkan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dari masyarakat.

“TOD di Indonesia tidak proporsional karena pemikirannya hanya dari aspek komersial semata. Ada bahaya over commercialization dari TOD,” ucap Bernardus ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (11/12/2018).

Jika konsep TOD tidak dikerjakan dengan benar, akan menghilangkan kesempatan untuk meremajakan dan merevitalisasi kota.

Bagi dia, peremajaan kota merupakan masalah yang harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap terciptanya lingkungan hidup yang layak dan berkualitas, seperti bisa dilihat di kota-kota besar lainnya di dunia.

Capaian Sejuta Rumah

Ilustrasi rumah subsidi.KOMPAS.com / DANI PRABOWO Ilustrasi rumah subsidi.
Kendati tak punya konsep mumpuni dalam hal penyediaan perumahan, Pemerintah mengklaim telah mencapai target Program Sejuta Rumah.

Menurut Khalawi realisasi penyediaan perumahan menunjukkan tren yang meningkat dan pada tahun 2018 ini.

Bahkan, untuk pertama kalinya dapat menembus satu juta unit  terbangun maupun perbaikan rumah tidak layak huni. Per 10 Desember, telah tercapai 1.091.255 unit rumah. 

Adapun Progres Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Rumah Susun, Rumah Khusus, Rumah Swadaya dan PSU Rumah Umum TA. 2018 sampai dengan saat ini adalah 81,98 persen dan progres keuangan sebesar 75,48 persen (status 12 Desember 2018).

Sedangkan Pelaksanaan Kegiatan Pembiayaan Perumahan (FLPP, SSB, dan SBUM) TA. 2018 sampai dengan saat ini sebesar 79,01 untuk progres fisik dan keuangan sebesar 74,94 persen (status 12 Desember 2018).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau