Hal itu pun dirasakan Kompas.com saat menyambangi Jepang beberapa waktu lalu. Setiap pengelola seakan berlomba-lomba menghadirkan stasiun yang nyaman, bersih, dan teratur.
Selain itu, kereta pun selalu datang tepat waktu.
Dengan demikian, meski jumlah penumpang banyak, mereka tidak perlu khawatir harus menunggu dalam jangka waktu lama. Pasalnya, sudah dapat dipastikan setiap 3-5 menit sekali kereta akan tiba.
"Yang dapat dilakukan operator adalah meningkatkan frekuensi operasi, harus tepat waktu dan membuat naik kereta yang nyaman dan mudah," kata Nigo.
General Affair Asosiasi Operator Railway Swasta Jepang Ochi Mashimaro menuturkan, tingkat kepadatan penumpang di berbagai perusahaan kereta swasta utama, terutama di kota besar, telah menurun tajam.
Hal itu berkat upaya peningkatan kapasitas transportasi melalui pembangunan jalur baru, penambahan jalur kereta, pembaruan kereta, perbaikan stasiun, hingga pengaturan jaringan operasional yang terlalu padat.
Bahkan, beberapa perusahaan kereta juga memperomosikan penggunaan smartphone guna mengetahui kondisi kereta yang penuh serta menunjukkan kereta yang kosong.
"Selain itu, agar orang tua, penyandang cacat, ibu hamil, dan orang terluka dapat duduk, dilakukan sosialisasi melalui poster dan lain-lain mengenai kursi prioritas di sebagian tempat duduk di dalam kereta," ungkap Mashimaro.
Koordinasi dengan pemerintah daerah juga dilakukan perusahaan kereta untuk menyediakan akses jalan dan jalur pedestrian yang nyaman bagi para pejalan kaki.
Di samping juga hal pembangunan gedung-gedung parkir di sekitar lokasi stasiun. Bila ada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi, mereka dapat memarkirkannya di gedung parkir yang tersedia. Kemudian, mereka beralih menggunakan kereta.
Sementara masyarakat yang lokasi rumahnya cukup jauh dari stasiun dapat menggunakan bus sebagai feeder menuju stasiun.
Bahkan, di beberapa lokasi, seperti di Fukuoka, terdapat jalur prioritas yang dikhususkan bagi bus.
Pada jam-jam sibuk, jalur tersebut tidak boleh dilalui kendaraan pribadi. Meski dalam kondisi macet sekalipun, jalur tersebut tetap kosong dan memudahkan masyarakat yang menggunakan bus untuk melewatinya.
Di jalur dan di dalam bus itu terdapat alat detektor yang memancarkan sinyal. Alat tersebut dipasang oleh pihak kepolisian.
"Ketika ada bus lewat dalam jarak tertentu dan ada mobil di dekatnya, maka akan diminta minggir oleh aparat kepolisian melalui pengeras suara," kata Manager Marketing Planning Department Bus Transportation Headquarters Nishi-Nippon Railroad Co Ltd Tsuyoshi Kumai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.