Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Jokowi, Pelaku Konstruksi Harus Tanggung Jawab atas 5 Hal

Kompas.com - 31/10/2018, 21:13 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan infrastruktur untuk membuka konektivitas antar-daerah dan menciptakan lapangan kerja, termasuk untuk tenaga kerja konstruksi yang sudah disertifikasi.

Namun, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada lima hal yang harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab bersama para pelaku industri konstruksi dalam mengerjakan proyek infrastruktur itu.

"Pertama, keamanan pekerja dan kenyamanan pengguna harus dinomorsatukan," kata Jokowi dalam penyerahan sertifikat kompetensi kepada 10.000 tenaga kerja konstruksi se-Indonesia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Dia tidak menginginkan terjadinya kembali kasus bangunan roboh atau kecelakaan kerja yang fatal.
Perhatian yang lebih serius juga harus diberikan pada proyek di daerah-daerah rawan bencana, seperti gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.

Hal kedua yakni terkait lingkungan hidup. Menurut dia, kehadiran suatu proyek harus dipikirkan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

"Jangan sampai proyek itu tidak ramah lingkungan, harus memenuhi prinsip dan prosedur keselamatan lingkungan," ujar Jokowi.

Tanggung jawab ketiga menyangkut lingkungan sosial. Pelaku industri harus mengingat bahwa setiap pembangunan selalu membawa pengaruh dalam perubahan sosiokultural dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Dia menuturkan, kehadiran suatu proyek infrastruktur seharusnya memperkuat fondasi ekonomi dan sosial terhadap masyarakat setempat, bukan sebaliknya yang justru merusak fondasi itu.

Kemudian, poin keempat yang wajib diperhatikan yaitu perkembangan dan kemajuan teknologi. Jokowi menyampaikan bahwa dunia saat ini sudah masuk revolusi industri 4.0.

"Ada artificial intelligence, advance robotic, internet of thing, big data, dan virtual reality. Semuanya harus tahu sehingga kita tidak ketinggalan," imbuhnya.

Dia pun menambahkan, beberapa tahun ini dunia konstruksi juga diramaikan dengan teknologi 3D printing. Maka dari itu, para pelaku industri konstruksi juga harus memperhatikannya.

Sebagai contoh, ucapnya, membangun rumah cuma 24 jam, membangun jembatan dengan cepat, bahkan nanti membangun kawasan industri bisa hanya dalam hitungan bulan.

"Itu bisa terjadi. Dulu hanya khayalan, sekarang sudah kejadian," tambah Jokowi.

Tanggung jawab kelima yakni berhubungan dengan pembiayaan. Dia mengungkapkan, tidak mungkin semua proyek infrastruktur dibiayai melalui APBN.

Untuk itu, pemerintah dan swasta perlu bekerja sama dalam membiayai suatu proyek.

"Saya tekankan ke semua kementerian harus creative financing, jangan tergantung APBN. Ada kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), ada juga pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah," tegasnya.

Dia mengungkapkan, pemerintah bisa menangani suatu proyek di daerah yang rendah dari aspek internal rate of return (IRR). Sebab, biasanya pihak swasta tidak mau mengerjakan proyek di daerah jenis itu.

Selanjutnya, kalau proyek infrastruktur di daerah dengan IRR sedang atau baik bisa dikerjakan oleh swasta dan badan usaha milik negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com