KOMPAS.com - Hutan vertikal merupakan model dari bangunan hijau berkelanjutan yang bisa menjadi salah satu solusi perubahan iklim.
South China Morning Post memberitakan, arsitek asal Italia, Stefano Boeri merancang bangunan residensial yang juga merupakan hutan vertikal pertama di Asia. Bangunan ini didirikan di Kota Nanjing, China.
Selain berfungsi layaknya gedung kebanyakan, bangunan ini juga berfungsi sebagai hutan kota. Lebih lanjut, bangunan di China ini akan lebih luas dibanding dengan saudaranya di Milan.
Gedung yang sedang dalam proses konstruksi ini, dirancang untuk menyerap karbon dioksida sebesar 25 ton per tahun.
Selain itu, tanaman yang berada di dalam bangunan juga akan memproduksi 60 kilogram oksigen per hari.
Bangunan ini akan menjulang dengan ketinggian 200 dan 108 meter, dan akan dilengkapi dengan 1.100 pohon serta 2.500 buah tanaman gantung dan semak belukar.
Pohon yang akan ditanam nantinya berasal dari 23 jenis tanaman.
Tentu kemampuan bangunan ini akan menjadi salah satu solusi bagi polusi dan radiasi yang menjadi masalah utama di kota-kota besar.
Tak hanya tanaman, Boeri juga akan menempatkan 20 jenis burung di dalam bangunan. Sehingga gedung ini nantinya akan menjadi ekosistem bagi berbagai jenis makhluk hidup.
Sebelumnya, Boeri juga merancang bangunan sekaligus hutan vertikal di Milan dan Eindhoven.
Rencananya, proses konstruksi gedung ini akan selesai pada akhir 2019 mendatang.
Lalu bagaimana cara memasang berbagai macam tanaman di dalam fasad bangunan?
Untuk ini, Boeri menggunakan jenis tanaman yang tidak terlalu berat, namun juga tidak terlalu riangan agar tak tercabut saat angin kencang. Bahkan, Boeri juga menggunakan tanah asli sebagai media tanamnya.
Di Kota Milan, Boeri merancang dua buah gedung serupa di tengah kota. Setiap gedung dibangun dengan ketinggian 112 dan 80 meter.