Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 26/10/2018, 19:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana PT MRT Jakarta membangun receiving sub station (RSS) atau gardu induk Fase 2 MRT di bawah tanah Monas dikritik.

Pembangunan tersebut dikhawatirkan dapat merusak Monas yang menjadi salah satu cagar budaya.

"Kita dukung pembangunan MRT tetapi kita harus selamatkan Lapangan Merdeka (Monas) dan kita carikan solusi terbaik untuk pengganti stasiun MRT Monas. SOS!," demikian tulis arsitek Bambang Eryudhawan lewat akun Facebook-nya, Jumat (26/10/2018).

Bila tak ada aral melintang, pembangunan RSS akan dimulai pada Desember mendatang. Pembangunan ini sekaligus menandai dimulainya proyek Fase 2 yang menelan investasi sebesar Rp 22,5 triliun.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan, lelang pengadaan konstruksi akan dilaksanakan pada awal Oktober mendatang.

Sebenarnya, lelang telah dilakukan. Namun peserta yang mengikuti proses ini hanya sedikit.

"Peserta lelang (yang lalu) sedikit, lima kontraktor lokal. Kelimanya dinyatakan tidak lulus evaluasi sehingga lelang dinyatakan gagal dan harus diulang," kata Silvia seperti dikutip dari Harian Kompas, Kamis (25/10/2018).

Diharapkan, pemenang lelang sudah dapat diketahui pada awal Desember sehingga pembangunan tetap sesuai target.

Silvia menjelaskan, pembangunan Fase 2 menggunakan dana dari Pemerintah Jepang yang disalurkan lewat Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan bentuk Japan Tied.

Artinya, ada keharusan penggunaan komponen Jepang 30 persen dalam pembangunannya. Namun, untuk pembangunan gardu induk Monas, akan dikerjakan kontraktor Indonesia.

Pasalnya, proyek ini tergolong paket kecil.

"Karena paketnya kecil, dimungkinkan dilakukan oleh kontraktor lokal," tutur Silvia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+