Reggi berkisah, awal mula dia menerima banyak laporan kehilangan dari para anggota keluarga dan warga Jawa Barat yang menetap di Palu.
Mereka mencoba mencari keberadaan sanak keluarga dengan menghubungi Reggi yang menjadi salah satu relawan.
Salah satunya mengenai kabar Sandi dari sanak saudara, keluarga, bahkan dari calon istrinya.
"Pelapornya itu ada calon istrinya, ada keluarganya, ada temannya. Jadi satu orang dilaporkan oleh banyak pihak," tutur Reggi kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018).
Laporan yang ia terima kemudian ditindaklanjuti.
"Dari hari pertama kami coba tindak lanjuti beritanya, karena Kang Sandi berhasil dihubungi di suatu tempat, tapi tidak ada yang mengevakuasi," ucap dia.
Reggi dan tim relawan lain kemudian melanjutkan pencarian hingga akhirnya menemukan Sandi sedang bersembunyi di sebuah dataran tinggi.
Reggie melanjutkan, pada saat kejadian, Sandi sedang berada di kamarnya. Ketika gempa melanda, Sandi mencoba untuk melarikan karena mendengar isu tsunami.
Sandi tak sendiri, dalam situasi pelik dia masih sempat menyelamatkan seorang ibu untuk dibawa ke tempat aman.
Mereka berdua kemudian bersembunyi sembari menunggu bantuan datang. Sandi kemudian ditemukan oleh tim relawan dan SAR dari Jawa Barat di daerah Kawatuna, Palu.
Sandi kini aman bersama para relawan. Rencananya, ia akan segera dipulangkan ke kampung halaman.
Namun, rencana ini agaknya harus ditunda mengingat keterbatasan alat transportasi. Kini Sandi masih berada di penampungan sembari membantu para relawan yang bertugas.
Kisah bahagia ini tentu akan sulit terjadi jika tanpa bantuan dari pihak-pihak yang mengulurkan tangan.
Komunitas warga Jawa Barat atau Komunitas Sunda di Palu menjadi salah satu penyambung kabar warga asal Pasundan dengan keluarga mereka di tanah kelahiran.
Reggi menceritakan, mulanya, komunitas inilah yang memberinya informasi tentang keadaan warga Jawa Barat di daerah bencana. Melalui pesan langsung di Instagram, mereka langsung mengubungi Reggi untuk meminta bantuan.