Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Lagi Mimpi, Hidup Tanpa Uang, Agama, dan Politik

Kompas.com - 24/09/2018, 14:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Imagine all the people...Living life in peace... You..."

KOMPAS.com - Bagi Anda yang mengenali kalimat tersebut, itu adalah sepenggal lirik dari lagu Imagine yang dipopulerkan oleh John Lennon.

Lewat lagunya, ia ingin memberikan gambaran kepada para penikmat musiknya bagaimana standar kenyamanan tatanan sebuah masyarakat tanpa negara, agama, dan harta kekayaan.

Lagu yang dipopulerkan pertama kali pada 1971 tersebut mungkin terkesan hanya mimpi.

Meski kenyataannya, tidak sepenuhnya itu adalah mimpi. Di India selatan, tepatnya 150 kilometer dari Madras, terdapat sebuah wilayah yang dapat menjadi gambaran "sempurna" dari lagu tersebut.

Wilayah yang dikenal sebagai Auroville ini dapat dikatakan surga dunia. Di sini, orang tidak perlu takut hidup tanpa uang, tidak memiliki agama, atau khawatir dengan kondisi politik tertentu.

Didirikan pada 1968, daerah ini dipuji sebagai kota internasional oleh UNESCO. Penduduknya berasal dari lebih dari 50 suku bangsa yang berbeda.

Meski demikian, mereka dapat hidup saling berdampingan tanpa masalah, tanpa sistem politik dan agama, dan tidak menggunakan uang.

Wilayah ini dibangun atas dasar eksperimen arsitektur sebuah tata kota yang terus berubah. Seluruh bangunan yang ada di dalamnya menggunakan energi terbarukan dengan tujuan bisa didaur ulang dan digunakan kembali.

Orang yang merancang dan mendirikan kota yang indah ini adalah Mirra Alfassa atau lebih dikenal sebagai "Ibu".

"Harus ada tempat di Bumi yang tidak dapat diklaim oleh negara mana pun sebagai milik mereka. Di mana semua manusia berkeinginan baik, yang memiliki aspirasi tulus, dapat hidup bebas sebagai warga dunia, mematuhi satu otoritas tunggal, yaitu kebenaran tertinggi," demikian gagasan Alfassa seperti dikutip dari Educateinspirechange.org.

Ini adalah tempat kedamaian, kerukunan, dan harmoni di mana semua naluri bertarung dalam manusia digunakan secara eksklusif untuk mengatasi penyebab penderitaan dan kesengsaraan mereka, untuk mengatasi kelemahan dan ketidaktahuan mereka, dan untuk menang atas keterbatasan dan cacat mereka.

"Tempat di mana kebutuhan semangat dan minat akan kemajuan diutamakan atas kepuasan keinginan dan nafsu atau mengejar kesenangan dan kenikmatan material," imbuh dia.

Dari hipotesis tersebut, kemudian lahirlah wilayah ini.

Wilayah ini memosisikan diri sebagai model eco-city yang berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalamnya, terdapat sistem multitanam.

Sistem ini menggabungkan pohon buah-buahan, ladang jagung dan kebun yang terorganisasi ke dalam 15 peternakan. Secara keseluruhan wilayah ini mencakup area seluas 160 hektar.

Selain itu, wilayah ini juga cukup mandiri dalam memproduksi susu dan berbagai olahannya, serta buah-buahan di berbagai musim.

UNESCO memberikan perlindungan penuh terhadap wilayah ini, lantaran menjadi sebuah indikasi tentang kehidupan yang diimpikan untuk masa depan.

Tentu, ini adalah sebuah proyek percontohan. Bila Lennon pada akhir lagunya menyematkan, "I hope someday you'll join us. And the world will live as one", apakah Anda juga cukup tertarik dengan gaya kehidupan baru ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com