KOMPAS.com - Di bagian selatan Kota London, tepatnya di bawah jalan padat Clapham, terdapat pertanian bawah tanah yang dikelola oleh Growing Underground.
Growing Underground, merupakan perusahaan yang kini sedang mengembangkan model pertanian bawah tanah.
Tempat ini awalnya merupakan terowongan yang digunakan sebagai perlindungan dari serangan udara selama Perang Dunia II.
Pertanian ini menggunakan sistem hidroponik yang menggunakan teknologi LED untuk menumbuhkan sayuran sepanjang tahun.
Sekitar 20 jenis sayuran dibudidayakan di dalam terowongan. Beberapa diantaranya seperti sayuran lobak merah, bawang putih, ketumbar, mustrad merah, dll.
Metode tanam hidroponik dengan LED ini memiliki beberapa keunggulan antara lain rendah konsumsi energi dan tidak menggunakan tanah sebagai media tanam.
Dia menambahkan, bisnis ini mampu memasok bahan pangan ke beberapa kalangan masyarakat Inggris, mulai dari restoran, katering, jaringan hotel, hingga supermarket.
Model pertanian bawah tanah ini memiliki keuntungan yakni tidak terpengaruh oleh keadaan iklim. Karena letaknya di dalam, tanaman mampu tumbuh dengan baik.
Hal ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh tanpa terganggu oleh kondisi cuaca. Selain itu, tanaman juga bebas dari hama dan penyakit yang biasanya ada. Para petani juga mampu menghasilkan sayuran dengan kualitas terbaik.
Sayuran tumbuh di dalam terowongan seluas lebih dari 650 meter persegi. Luas ruangan ini mampu menampung sekitar 8.000 orang, dengan kedalaman sekitar 30 meter dari permukaan jalanan London.
Di sepanjang lahan pertanian, sensor ditempatkan di lokasi strategis. Sensor ini mengukur beberapa data yang diperlukan, termasuk kecepatan angin dan temperatur.
Sensor ini juga berfungsi untuk menangkap berbagai elemen di sekitar lingkungan. Sehingga saat tanaman membutuhkan makanan atau nutrisi, pengelola dapat segera memberikannya tepat waktu.
"Hal ini memberi tanaman lingkungan yang optimal untuk tumbuh, setiap waktu," pungkas Dring.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.