Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Spekulasi Penyebab Ambruknya Jembatan di Italia

Kompas.com - 16/08/2018, 17:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Telegraph,BBC

KOMPAS.com - Sebagian jembatan Morandi yang melintas di atas jalan raya A10 di Genoa, Italia, ambruk pada Selasa (14/8/2018).

Bagian yang ambruk dari jembatan itu sepanjang 100 meter. Akibatnya 39 orang meninggal dalam kejadian ini.

Jembatan yang juga dikenal dengan nama Viaduk Polcevera ini, memiliki nama resmi yang diambil dari nama perancangnya Riccardo Morandi.

Melintang sepanjang 1.000 meter, jembatan ini menjadi jembatan kabel pertama yang dibangun di Eropa.

Berkaca pada kejadian ini, berbagai spekulasi pun muncul. Bahkan banyak yang menduga tragedi runtuhnya jembatan akibat dari kesalahan struktur pada saat pembangunan.

Kesalahan konstruksi

Kesalahan konstruksi dan desain dinilai menjadi penyebab terbesar ambruknya jembatan Morandi. Anggapan ini dibenarkan dengan pendapat dari mantan presiden dari Institution of Structural Engineers, Ian Firth, yang mengatakan bahwa jembatan ini memiliki struktur yang tidak biasa.

Jembatan ini dibuat dari beton pratekan (prategang). Beton pratekan dikompres sebelum dimasukkan untuk digunakan sebagai struktur bangunan. Cara ini mulai digunakan tahun 1950-an.

Antonio Brencich, seorang ahli struktur yang juga mengajar di Genoa University spernah menulis bahwa Ricardo Morandi telah salah menghitung umur beton bertulang. Dia mengatakan, Morandi memiliki kekurangan dalam perhitungan praktis.

Selain itu, konstruksi jembatan sendiri juga dinilai ganjil. Menurut ahli konstruksi jembatan yang juga pengajar di University of Surrey, Stergios Mitoulis, jembatan ini hanya menggunakan empat buah tendon yang menopang berat dek jembatan di setiap bagian.

Sedangkan jembatan modern serupa memiliki jumlah tendon 10 kali lebih banyak. Tendon jembatan ini terbuat dari beton bertulang, yang menggunakan baja. Material ini mudah berkarat dan rentan melemah seiring waktu.

Kondisi Jembatan Morandi di Kota Genoa, Italia, yang ambruk pada Selasa (14/8/2018). Kantor berita ANSA menyebut sedikitnya 35 orang tewas akibat ambruknya salah satu seksi jembatan sepanjang 1.100 meter itu setelah hujan lebat yang mengguyur Selasa siang, waktu setempat.AFP PHOTO/ANDREA LEONI Kondisi Jembatan Morandi di Kota Genoa, Italia, yang ambruk pada Selasa (14/8/2018). Kantor berita ANSA menyebut sedikitnya 35 orang tewas akibat ambruknya salah satu seksi jembatan sepanjang 1.100 meter itu setelah hujan lebat yang mengguyur Selasa siang, waktu setempat.

Faktor lingkungan

Jembatan yang mulai dibangun pada tahun 1962 ini memerlukan waktu enam tahun dalam pembangunan, dan ambruk di usianya yang baru menginjak 50 tahun. Padahal, normalnya, struktur jembatan dibangun agar tahan selama kurang lebih 100 tahun.

Sebuah gambar mengejutkan diambil beberapa minggu sebelum tragedi naas ini terjadi. Gambar tersebut memperlihatkan kondisi jembatan yang tidak layak. Beberapa bagian jembatan sudah terlihat keropos dan membutuhkan penanganan khusus.

Mitoulis menambahkan, ambruknya jembatan ini diperkirakan karena beberapa faktor, salah satunya karena aspek lingkungan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau