Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Panjang Pembuatan Tegel

Kompas.com - 08/08/2018, 23:15 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teraso atau yang lebih dikenal dengan tegel semen (cement tiles) merupakan material yang telah lama digunakan. Bahan pelapis lantai ini kerap ditemukan pada rumah-rumah lama.

Kini tegel semen tersedia dalam berbagai macam motif, mulai dari kontemporer hingga motif khas dari beberapa negara. Penggunaan tegel kini mulai marak seiring dengan munculnya beragam desain rumah.

Namun tahukah Anda, tegel atau ubin semen ini membutuhkan proses panjang dalam pembuatannya?

Proses pembuatan

Jika dibandingkan dengan keramik dan porselen, tegel memiliki pori-pori sehingga tidak pecah ketika terkena panas. Ruangan dengan lantai yang terbuat dari ubin semen juga cenderung lebih dingin.

Baca juga: Berminat Pasang Tegel? Ini Kisaran Harganya...

“Pada dasarnya setiap ubin memiliki karakter masing-masing, jadi cenderung sulit untuk membandingkannya satu sama lain,” ujar Mega Puspa Ariefin Karang, pemilik Tegel Kunci, kepada Kompas.com, Rabu (8/8/2018).

Perbedaan utama terletak dari bahan dan cara pembuatannya. Ubin keramik memiliki proses pembuatan yang lebih cepat. Ini karena pengeringannya dapat dilakukan dengan pemanasan terlebih dahulu.

Bahannya terdiri dari lapisan semen dan campuran semen warna untuk lapisan paling atas. Campuran ubin ini kemudian dicetak menggunakan cetakan logam.

Tidak seperti ubin keramik, ubin semen atau tegel dibuat dengan proses manual yang masih mengandalkan keterampilan tangan para perajin. Sehingga hasil akhirnya tidak selalu sama.

“Setiap ubin tidak dapat dituntut untuk memiliki keakuratan yang sempurna. Setiap ubin tidak dapat dibuat dengan warna yang sama persis, sehingga masing-masing akan sedikit berbeda,” tutur Mega.

Dia menambahkan variasi berbeda yang dihasilkan malah menambah nilai seni pada setiap ubin semen.

Pembuatan tegel sendiri masih menggunakan teknik tradisional. Mega menambahkan proses pembuatan ubin adalah proses yang sangat rumit.

Hingga kini pabriknya masih mempertahankan teknik manual yang sejak awal digunakan.

Pembuatan Tegel Motif Klasik - Pekerja membuat tegel motif klasik di industri tegel Sarasa, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (3/3). Tegel motif klasik semakin digemari untuk dekorasi seiring berkembangnya tren desain bangunan yang mengacu pada arsitektur masa lampau.

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)
03-03-2017FERGANATA INDRA RIATMOKO Pembuatan Tegel Motif Klasik - Pekerja membuat tegel motif klasik di industri tegel Sarasa, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (3/3). Tegel motif klasik semakin digemari untuk dekorasi seiring berkembangnya tren desain bangunan yang mengacu pada arsitektur masa lampau. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA) 03-03-2017
Teknik manual ini masih dipertahankan agar tidak menghilangkan nilai kriya dalam produknya.

Bukan hanya produknya saja, namun juga dari segi teknik pembuatan. Bahkan teknik yang masih tradisional inilah yang membuat ubin terlihat lebih menarik.

“Nilai inilah yang membedakan ubin semen dengan ubin keramik,” tambah Mega.

Baca juga: Mengenal Tegel yang Kembali Naik Daun

Senada dengan mega, Sigit Indra, pemilik usaha Tegel Panjen juga menjelaskan produksi pembuatan tegel masih tradisional.

“Masih tradisional. Campuran pewarna dan semen dibentuk menjadi adonan cair. Dituangkan ke dalam cetakan,ditaburi semen dan dilapisi campuran semen pasir lalu di pres. Setelah jadi, dijemur,” tutur Sigit.

Pengeringan memakan waktu lama

Setelah ubin dibentuk, baru kemudian dikeringkan. Proses ini memakan waktu sangat lama. Untuk menghasilkan ubin semen yang berkualitas, tegel yang selesai harus menjalani pengeringan selama 20 hingga 28 hari.

Menurut Mega, proses pengeringan yang memakan waktu lama ini justru membuat ubin menjadi lebih ramah lingkungan.

“Proses pengeringan juga dilakukan secara alami, hal itu yang membuat proses pembuatan ubin semen memakan waktu yang cukup panjang,” cetus Mega.

Mega menambahkan, proses pengeringan memang tidak bisa dilakukan secara paksa, karena justru akan mengurangi kualitas ubin yang diproduksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com