Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Cara Hilangkan Bau di Kali Item dan 5 Megaproyek Mangkrak

Kompas.com - 29/07/2018, 08:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi tentang campur tangan pemerintah pusat dalam menangani Kali Sentiong atau Kali Item beberapa hari terakhir masih menjadi berita populer di kanal Properti Kompas.com, Sabtu (28/7/2018).

Selani itu, berita mengenai lima proyek mangkrak di seluruh dunia juga banyak menyita perhatian pembaca.

Berikut ini berita populer selengkapnya:

1. Cara pemerintah pusat bantu DKI hilangkan bau di Kali Item

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengurangi bau di Kali Sentiong, atau yang dikenal dengan Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Kementerian PUPR diwakili Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, pihaknya akan mengatur arus air.

Bagaimana cara pengaturan arus air yang dilakukan?

Berita selengkapnya: Cara Pemerintah Pusat Bantu DKI Hilangkan Bau Kali Item

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengurangi bau di Kali Sentiong, atau Kali Item, di Kemayoran, Jakarta Pusat.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengurangi bau di Kali Sentiong, atau Kali Item, di Kemayoran, Jakarta Pusat.

2. Lima megaproyek mangkrak

Di beberapa bagian dunia, sejumlah pembangunan sedang berlangsung untuk memudahkan aktivitas manusia.

Bahkan, beberapa megaproyek bisa menghabiskan dana sangat besar. Namun, tak semua proyek tersebut berhasil memikat konsumen.

Beberapa di antaranya bahkan dianggap gagal dan terbengkalai.

Di mana sajakah proyek yang mangkrak itu?

Berita selengkapnya: 5 Megaproyek Mangkrak

Tak semua proyek tersebut berhasil memikat konsumen. Beberapa bahkan dianggap gagal dan terbengkalaiwww.businessinsider.sg Tak semua proyek tersebut berhasil memikat konsumen. Beberapa bahkan dianggap gagal dan terbengkalai

3. Beda hasil penataan trotoar

Dalam menyambut Asian Games 2018, revitalisasi trotoar atau jalur pedestrian di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin dilakukan pemerintar agar kawasan ini terlihat lebih tertata rapi.

Proses beautifikasi ini dikerjakan tiga pihak, yaitu Kementerian PUPR, Pemprov DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta.

Kendati pelaksanaan Asian Games tinggal menghitung hari, belum semua pekerjaan selesai.

Di mana saja letak perbedaannya?

Berita selengkapnya: Beda Hasil, Penataan Trotoar Kementerian PUPR, MRT dan Pemprov DKI

Kondisi trotoar di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Kondisi trotoar di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.

4. Kota-kota di dunia yang populasinya menurun 

Arus migrasi penduduk global menuju perkotaan semakin tak terbendung. Banyak orang terus berpindah dari area pedesaan ke kota untuk meningkatkan standar hidup.

Menurut data PBB, pada tahun 1950, sekitar 30 persen penduduk dunia tinggal di wilayah pedesaan. Jumlah ini terus meningkat setiap tahun.

Tahun 2018, persentase penduduk dunia yang tinggal di daerah kota mencapai 55 persen. Bahkan pada tahun 2050, diprediksi 68 persen masyarakat global tinggal di kawasan perkotaan.

Namun, di balik ramainya pemberitaan mengenai tingginya pertambahan populasi, ada beberapa kota yang mengalami penurunan jumlah penduduk.

Kota apa sajakah itu?

Berita selengkapnya: Berbanding Terbalik dengan Jakarta, Kota-kota Ini Menurun Populasinya

Cakrawala Kota Detroit, Amerika Serikat. Cakrawala Kota Detroit, Amerika Serikat.

5. Dirut MRT: Rumput di Halte Jl Sudirman Bukan Pekerjaan MRT Jakarta

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menegaskan, penataan area rumput yang menghalangi akses pengguna transportasi umum di Jalan Jenderal Sudirman, yang kini tengah viral bukan menjadi pekerjaan MRT.

Memang ada sebagian jalur pedestrian di sepanjang koridor itu yang menjadi bagian dari MRT. Akan tetapi, untuk area rumput yang dimaksud, bukan menjadi ranah pekerjaannya.

"Terkait yang lagi viral, MRT Jakarta memang tidak punya kewenangan untuk menjawab itu. Karena itu kebetulan terbangun di segmen yang bukan porsi MRT Jakarta," kata William di kantornya, Kamis (26/7/2018).

Berita selengkapnya: Dirut MRT: Rumput di Halte Jl Sudirman Bukan Pekerjaan MRT Jakarta

Direktur Utama PT MRT Jakarta William SabandarKompas.com / Dani Prabowo Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com