“Untuk peta yang akan kami cetak ini, dibuat lebih sederhana. Jadi ada penggabungan garis. Kalau peta yang besar, satu garis itu adalah satu rute,” ungkap Hanif.
Untuk memberikan hasil yang lebih akurat, peta terintegrasi ini selalu dimutakhirkan secara berkala setiap dua bulan sekali.
Jika ada perubahan, masyarakat bisa langsung mengetahui rute transportasi yang akan digunakan.
Tim kartografi FDTJ juga menyesuaikan dengan perubahan terkini seperti perkembangan pembangunan di sekitar area transportasi massal.
Selain itu, tim kartografi juga menyesuaikan dengan dinamika perkembangan moda transportasi baru seperti LRT dan MRT, tambahan rute, pergantian rute baru, dan juga tambahan atau pembangunan jalan baru.
“Jadi kami selalu memeriksa data yang ada di lapangan. Jadi jika ada rute baru atau perubahan rute, tim kami langsung turun ke lapangan untuk memeriksa rute tersebut,” tutur Hanif.
Tak hanya Jakarta, FDJT juga sudah membuat peta transportasi terintegrasi di tiga kota lain, yaitu Semarang, Palembang, dan Surabaya.
Ke depannya, FDJT juga akan membuat peta serupa di Bandung dan Yogyakarta. Untuk proyek ini, tim kartografi juga melibatkan pemerhati transportasi lokal untuk memberikan hasil yang akurat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.