Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Menarik: Nasib Meikarta hingga Keinginan Konsumen Beli Rumah

Kompas.com - 06/07/2018, 10:30 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar soal sidang gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dialamatkan kepada pengembang megaproyek Meikarta, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), menjadi berita terpopuler di kanal properti Kompas.com, Kamis (5/7/2018).

Kabar lain yang tak kalah menarik yakni soal keinginan konsumen dalam membeli rumah pertama. Ternyata, bukan uang muka atau down payment (DP) 0 rupiah yang menjadi keinginan utama.

Simak kabar selengkapnya berikut ini:

1. Nasib Meikarta di tangan PN Jakpus

PT MSU digugat PKPU oleh dua vendor iklannya, PT Relys Trans Logistk (RTL) dan PT Imperia Cipta Kreasi (ICK), di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Sidang putusan atas gugatan tersebut dilangsungkan pada Kamis (5/7/2018). MSU bersikeras tidak ingin membayar utang yang dialamatkan kepada mereka lantaran ada dugaan dokumen tagihan yang dilayangkan kedua vendor tersebut fiktif.

Sebagai gantinya, kedua vendor itu dilaporkan ke aparat kepolisian. Laporan tersebut rupanya menjadi salah satu dasar pertimbangan majelis hakim untuk menggugurkan gugatan mereka.

Selengkapnya Hari Ini, Nasib Meikarta Ditentukan PN Jakpus

Ilustrasi Tanaman hias dalam ruanganThe Sill Ilustrasi Tanaman hias dalam ruangan

2. Tanaman berikut mamu menjaga suhu ruangan

Sering kali rumah tak mampu melindungi penghuninya dari sengatan panas. Untuk membantu menguranginya, Anda bisa menanam beberapa jenis tanaman yang mampu menjaga suhu agar tetap sejuk.

Tanaman hias dalam ruangan (indoor plant) tak hanya berfungsi sebagai pajangan saja, tetapi juga bisa mengurangi pencemaran udara di dalam ruangan.

Jenis tanaman ini menyerap bahan pembuat polusi melalui lubang kecil pada mulut daun yang terbuka. Tanaman hias dalam ruangan yang umum digunakan bisa menghilangkan sejumlah bahan pencemar ruangan.

Selanjutnya  Tanaman Ini Bisa Menjaga Suhu Ruangan Tetap Sejuk

Ilustrasi jalan tolKementerian PUPR Ilustrasi jalan tol

3. Pemerintah tunggu perbaikan proposal Tol Solo-Yogya

Jalan Tol Solo-Yogyakarta segera dibangun. Kehadiran tol ini diyakini menjadi salah satu solusi kemacetan yang biasa dihadapi masyarakat ketika menempuh perjalanan kedua kota tersebut.

Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih menunggu perbaikan proposal yang diajukan oleh pemrakarsa, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk beserta konsorsium.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyatakan, rencananya proposal tersebut akan diserahkan pada pekan ini. Setelah itu, proposal akan dipelajari terlebih dahulu sebelum diputuskan.

"Nanti setelah disetujui Pak Menteri dan dokumen lengkap, akan disampaikan penlok terus kita lelang," kata Herry di Jakarta, Senin (2/7/2018).

Ulasannya Pemerintah Tunggu Perbaikan Proposal Tol Solo-Yogyakarta

Ilustrasi perkantoranwww.shutterstock.com Ilustrasi perkantoran

4. Tingkat hunian perkantoran di CBD Jakarta terus merosot

Ruang-ruang kosong di gedung-gedung perkantoran kawasan bisnis atau central business district (CBD) Jakarta terus merosot.

Hingga pengujung semester I-2018, tingkat kekosongan mencapai 21 persen dari total pasokan yang ada di pasar seluas 6,319 juta meter persegi.

Ini artinya terdapat 1,334 juta meter persegi yang kosong tak terisi. Tingkat kekosongan ini bakal terus merosot seiring bertambahnya pasokan ruang-ruang baru hingga akhir 2018.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, melubernya pasokan baru menjadi salah satu sebab utama bertambahnya ruang-ruang kosong perkantoran.

Hal ini sebagai konsekuensi dari Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

Selengkapnya Tingkat Hunian Perkantoran di CBD Jakarta Terus Merosot

Ilustrasi rumahApartementtherapy Ilustrasi rumah

5. Konsumen butuh bunga rendah dan tenor panjang dibandingkan DP 0 rupiah

Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi menuturkan, kebijakan relaksasi loan to value (LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tidak bisa mendorong kebangkitan sektor properti.

Alih-alih dapat menarik minat konsumen membeli rumah, kebijakan populis ini justru berpotensi meningkatkan nonperforming loan (NPL) properti.

"Saya tegaskan tidak berpengaruh sama sekali. Terutama untuk kelas menengah bawah," kata Aldi menjawab Kompas.com seusai pemaparan Colliers Quarterly Property Market, di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Selengkapnya Konsumen Butuh Bunga Rendah dan Tenor Panjang Ketimbang DP 0 Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau