Ia juga membuat sistem pembangunan jembatan “Ontoseno” yang menghasilkan jembatan apung di atas Sungai Kapuas dan Sungai Barito.
Lalu ada bendungan lengkung ganda di Ngebel. Bendungan ini dibuat dengan mengiris lereng gunng untuk mendapatkan tekanan air yang lebih besar.
Selain itu Sedyatmo juga membuat konstruksi beton tipis yang hemat biaya dan sistem bentang khusus untuk jembatan.
Karya-karya tersebut telah dikemukakan di hadapan berbagai sidang pleno dari World Power Conference dari tahun 50-an sampai 60-an.
Sebagaimana pondasi sistem cakar ayam, karya-karya lama Sedyatmo juga telah diterapkan secara sukses dan mendapatkan 17 hak paten negara besar.
Penghargaan Lainnya
Sedyatmo pernah mendapatkan beberapa Satya Lencana Pembangunan dari Pemerintah, juga Anugerah Pendidikan, Pengabdian dan Ilmu Pengetahuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta Piagam Penghargaan Departemen Pertanian.
Ia juga menerima penghargaan Doctor Honoris Causa dari Institut Teknologi Bandung.
Sebagai penghargaan atas karyanya, Sedyatmo diangkat sebagai anggota luar biasa dari US National Research Council (Divison of Engineering).
Bahkan kampus teknik terbesar di Jerman Technische Hochschule Aachen (sekarang RWTH Aachen University) pada saat itu juga telah memasukkan penemuan pondasi sistem Cakar Ayam ke dalam kurikulum pendidikannya.
Presiden Perancis de Gaulle pada tahun 1969 memberikan tanda jasa kepada Sedyatmo, berdasarkan ‘Outstanding Contributons to Technological Knowledge’, setelah ia berhasil memimpin proyek Jatiluhur. Pemerintah Perancis bahkan telah mengangkatnya menjadi Chevaller de la Legion d’Honnoeur.
Pondasi ini mampu menahan berat pesawat hingga 2000 ton. Penemuannya ini tekah dipublikasikan dalam beberapa majalah luar negeri seperti Traffic Enginering, Le Genie Civil, dll.
Bahkan publikasinya dalam majalah Foreign Research News, membuat Sedyatmo memperoleh penghargaan dari Highway Research Board sebagai supporting member, seperti dikutip dari Harian Kompas, 7 April 1971.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.