Masyarakat kosmopolitan terlihat dari cafe-cafe Somali dan Eritrea, warung piri-piri khas Mozambik, restoran Ghana, menyajikan ragam budaya ini melalui udang rempah, injeera dengan ayam, dan baasto (pasta khas Somalia).
Ishikawa perfecture, di pantai utara pulau Honshu diperkenalkan sebagai asal Niotaymori atau "sushi telanjang". Kota tenang ini di menjadi ikon seni kontemporer Jepang Kunai-Yaki atau porselen merah. Kota berkembang berasal dari aglomerasi kekuasaan rejim Maeda dari keluarga Kaga jaman kekaisaran Edo (1603-1868).
Pada periode 2017 liputan tentang Suku Hausa membuka mata kita tentang kota Lagos di Nigeria. Melaui makanan khas kue ketan Masa, fura (milk compote), danwake (semacam siomay dengan tomat), moringga salad dengan saus kuli-kuli (kacang).
Suku Hausa berasal dari bagian utara Nigeria dan telah lebih dari 5,000 tahun menempati bagian-bagian Sahara dan Afrika Barat, membentuk kota-kota multi etnik dan kosmopolitan Afrika. Sebagai masyarakat muslim, bahasa Hausa menjadi lingua-franca bagi muslim non-Hausa.
Masih banyak lagi kota-kota yang dijelajahi.
Kota, kuliner dan kita, menjadi lekat dalam membentuk peradaban. Kota sebagai ruang hidup, menjadi wadah sekaligus saksi sejarah peradaban yang terus berkembang. Banyak yang kita bisa belajar dari perjalanan panjang Tony.
Menyusuri jejak kuliner niscaya akan membawa kita mengerti lebih dalam kota kita. Mengenal kota kita, tentu akan memudahkan kita untuk mempromosikannya dan semoga suatu saat menjadi "lingua-franca" kalangan kuliner dunia.
Selamat jalan Tony, kami pasti merindukan sapaan-sapaan nakalmu di layar ruang keluarga kami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.