JAKARTA, KOMPAS.com - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR mengecek kondisi jalan Trans Papua yang beraad di Pulau Seram.
Jalan di pulau seluas 18.625 kilometer persegi ini semula merupakan jalan pemerintah daerah berupa tanah. Namun, setelah diusulkan ke pemerintah pusat, kini jalan ini menjadi jalan nasional.
Lantas, seperti apa kondisinya saat ini?
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, saat ini pembangunan jalan ini sudah mencapai 640 kilometer atau sekitar 70 persen dari target 914 kilometer yang akan dibangun.
"Kami targetkan akhir 2019 bisa tembus fungsional seluruhnya," kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon, Satrio Sugeng Prayitno.
Menurut dia, jalan Trans Maluku merupakan jalur utama yang digunakan masyarakat untuk menunjang kelancaran kegiatan sehari-hari.
Hampir 1,5 juta masyarakat tinggal di salah satu pulau terbesar di Ambon ini. Mereka tersebar di tiga kabupaten yakni Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Seram Bagian Barat.
"Jika dulu seluruh ruas jalan ini merupakan jalan tanah dan susah dilewati. Sekarang dengan ada perbaikan, kami merasakan perkembangan dari sisi perekonomian yang semakin lancar," ungkap salah seorang warga bernama Armin.
Beraspal
Jalan Trans Maluku terbagi menjadi beberapa ruas mulai dari Pelabuhan Amahai - Saleman sepanjang (84 Km), Saleman - Waisala (228 Km), Piru - Werinama (339 Km), dan Saleman - Bula (263 Km).
Menurut Sugeng, kondisi beraspal pada ruas Pelabuhan Amahai hingga Saleman. Namun perlu berhati-hati karena ruas tersebut merupakan daerah rawan longsor.
Demikian halnya untuk ruas Saleman-Wahai sepanjang 104 Km dan Saleman-Tamiwel hingga Piru sepanjang 326 Km kondisinya juga mantap.
Pada ruas Saleman-Piru, masih dibutuhkan pembangunan sebanyak sembilan jembatan, dimana tahun depan akan dibangun dua di antaranya.
"Awalnya masih berupa jalan tanah, kita lakukan penanganan karena jalan ini jalur utama mobilitas masyarakat. Penanganannya dilakukan secara bertahap," kata Satrio.
Pada tahun 2018, anggaran preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional di Pulau Seram sebesar Rp 269 miliar yang digunakan diantaranya untuk pemeliharaan rutin jalan dan jembatan dan rekonstruksi jalan sepanjang 20 Km.